Teroris Daesh Tewas dalam Operasi PMU

 Teroris Daesh Tewas dalam Operasi PMU

Seorang Imam Terkemuka di Irlandia Peringatkan untuk Tingkatkat Keamanan Pasca Islamophobia Meningkat (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Irak – Pejuang perlawanan Irak berhasil membunuh sedikitnya 12 teroris dalam sebuah operasi di negara utara itu. Peristiwa terjadi ketika Unit Mobilisasi Populer (PMU) rentetan artileri ke posisi Daesh di sekitar kota Tarmiyah, provinsi Salahuddin dilansir dari Sabreeen News melaporkan.

PMU merupakan organisasi payung yang terdiri dari kelompok-kelompok perlawanan Irak. Tewasnya ke-12 teroris itu dilakukan oleh Brigade ke-12 PMU, Senin (6/5/2022).

Perkembangan itu terjadi sehari setelah Badan Intelijen Nasional Irak (INIS) mengumumkan dalam sebuah pernyataan. Dalam pernyataan tersebut, mereka menangkap 14 orang yang bertanggung jawab merencanakan dan melakukan serangan selama skala besar di Baghdad.

Menurut dinas intelijen, para tahanan termasuk komandan senior Daesh, yaitu Abu Safana, Abu Omar, dan Abu Musab, yang ditangkap dalam beberapa penyergapan. Daesh memulai kampanye teror di Irak pada tahun 2014, menguasai sebagian besar wilayah dalam serangan kilat.

Irak menyatakan kemenangan atas kelompok teroris pada bulan Desember 2017 setelah tiga tahun kampanye militer kontra-terorisme. Di mana PMU, yang dikenal dalam bahasa Arab sebagai Hashd al-Sha’abi, juga memainkan peran utama.

Namun, sisa-sisa Daesh terus melakukan serangan sporadis di seluruh Irak, berusaha untuk berkumpul kembali dan melepaskan kekerasan baru di negara Arab.

Kelompok teroris Takfiri telah berhasil mengintensifkan serangannya di Irak, terutama sejak Januari 2020. Ketika Amerika Serikat membunuh komandan anti-teror Iran Letnan Jenderal Qassem Soleimani dan wakil komandan PMU Abu Mahdi al-Muhandis.

Pembunuhan itu terjadi dalam serangan pesawat tak berawak di dekat Bandara Internasional Baghdad. Sentimen anti-AS meningkat tajam di Irak setelah pembunuhan itu.

Hal itu mendorong anggota parlemen Irak untuk meloloskan undang-undang, dua hari setelah pembunuhan. UU tersebut mengharuskan pemerintah Baghdad untuk memulai semua pasukan militer asing yang dipimpin oleh Washington.

AS akhirnya menghentikan “misi tempurnya” di Irak pada akhir tahun 2021. Akan tetapi kelompok perlawanan Irak mengatakan apa yang disebut peran akhir Pentagon harus diakhiri juga.

 

 

Sumber: PressTV/IQNA

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *