Quraish Shihab: Iman Itu Pembenaran Hati, Bukan Akal

 Quraish Shihab: Iman Itu Pembenaran Hati, Bukan Akal

Quraish Shihab (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama pakar tafsir al-Qur’an, M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa sesungguhnya yang dimaksud iman adalah pembenaran di dalam hati. Bukan sebaliknya sebagai pembenaran akal.

“Iman itu pembenaran hati, bukan pembenaran akal. Karena sekian banyak hal-hal yang tidak terjangkau oleh nalar manusia,” kata Quraish Shihab dalam acara podcast yang diunggah akun YouTube Gita Wirjawan dikutip Jum’at (26/7/2024).

Quraish Shihab kemudian menggunakan contoh tentang bagaimana hari (kiamat) atau dunia akhirat kelak? Tidak ada yang tahu secara persisnya.

“Di sini jika yang menyampaikannya itu orang yang kita kenal, jujur, berpengetahuan dan sebagainya, maka kita membenarkannya, ketika itu dia dinamai iman,” jelasnya.

Dengan kata lain lanjut Quraish Shihab, iman itu sejatinya bisa digambarkan. Ada hal dikatakan, “Anda harus percaya bukan karena Anda tahu, tetapi karena Anda tidak tahu.”

“Jadi dalam ajaran agama ada wilayah-wilayah ajarannya yang kita tidak bisa menalarkannya. Itu iman,” ujarnya.

Lantas bagaimana kedudukan Islam, Quraish Shihab menjelaskan bahwa kedudukan Islam itu sebagai pelaksanaannya.

“Jadi iman itu selalu disertai dengan tanda tanya,” katanya.

Iman itu diibaratkan seperti seorang yang sedang mendayung di tengah ombak dan gelombang. Dimana berada nun jauh di sana, Nampak terlihat sebuah pulau, sehingga dia mendayung ke sana.

“Selalu ada tanya dalam hatinya. Apakah saya bisa sampai di sana atau tidak. Itu iman. Tapi ketika dia sampai di sana, sudah bukan iman karena dia sudah tahu.,” ungkapnya.

Jadi kata dia, di atas iman itu ada yang dinamai yakin. Dalam konteks ini, manusia dituntut untuk iman, dan mereka tidak harus yakin. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *