HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Narasi keagamaan mainstream yang menormalisasi kekerasan serta ujaran kebencian semakin masif di era disruptif saat ini. Banyak tokoh agama yang menyebarkan paham intoleran bahkan ekstremis melalui kecanggihan teknologi di akun media sosial, seperti Instagram, Facebook, WhatsApp, Telegram, hingga YouTube. Terlebih, digitalisasi sangat berdampak pada beredarnya kabar hoax, yang mana berpotensi memecah belah […]Read More
Tags : islam ramah
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Lima tahun silam, Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) pertama kali diselenggarakan di Cirebon, bertempat di Pondok Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy. Sebuah lembaga pendidikan agama yang dipimpin oleh seorang ulama perempuan, Nyai Hj. Masriyah Amva. Momentum KUPI kala itu berhasil melahirkan fatwa keagamaan yang berkeadilan gender dengan mempertimbangkan pengalaman sosial serta biologis perempuan. Perspektif […]Read More
HIDAYATUNA.COM, Jakarta — Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak para penceramah untuk memberikan ceramah yang santun. Sejuk tanpa ada nada hinaan dan provokatif agar tidak ada pihak yang tersinggung. Hal itu disampaikan Yaqut setelah adanya ceramah provokatif yang dilakukan ustadz Pondok Pesantren As-Sunnah, Aikmel, Lombok Timur. Demikian, beberapa pihak tidak terima, kemudian terjadi perusakan […]Read More
HIDAYATUNA.COM – Jika ada sebagian orang yang berpandangan buruk atau bahkan muak terhadap Islam, melihat Islam sebagai agama yang berwajah garang, menakutkan. Memandang Islam sebagai biang kekacauan, kebencian, percekcokan, permusuhan, konflik, atau bahkan peperangan. Dari sana-lah pula lahir teror yang menjatuhkan banyak korban sebagaimana terjadi di beberapa tempat belakangan ini. Namun tak semestinya kita seenaknya […]Read More
HIDAYATUNA.COM – Dua organisasi besar Indonesia, yakni NU dan Muhammadiyah nampaknya sungguh-sungguh melihat tantangan kedaulatan beberapa tahun terakhir ini. Hal ini salah satunya bisa dilihat dari sebuah tulisan dari Buya Syafi’i Maarif beberapa harin lalu yang dimuat dalam Kompas. Isinya demikian: “Apabila benteng Muhammadiyah-NU jebol ditembus infiltrasi ideologi impor dan teologi kebenaran tunggalnya, integrasi nasional […]Read More