Sufi dan Tarekatnya di India

 Sufi dan Tarekatnya di India

Khazanah Penyair Palestina: Hiba Abu Nada (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Bukan hanya di Persia, Sufi gerakannya juga sampai ke India pada abad ke-11 dan ke-12. Gerakan Sufi mulai masuk ke India ketika banyak orang Sufi datang ke daerah Multan dan Lahore, di anak benua India.

Pada masa masuknya gerakan Sufi di India ini, mereka diorganisir dalam tarekat (silsilah). Tarekat ini umumnya dipimpin oleh seorang mistikus terkemuka yang tinggal di Khanqah (rumah perawatan) bersama dengan murid-muridnya.

Dilansir dari Republika.co.id, hubungan antara Pir (guru) dan muridnya adalah bagian penting dari sistem Sufi. Setiap Pir menominasikan seorang pengganti atau wali untuk melanjutkan pekerjaannya.

Tarekat sufi dibagi menjadi dua kelompok: Ba-shara, yang mengikuti Hukum Islam (shara) dan Be-shara, yang tidak terikat olehnya (shara). Kedua jenis tarekat tersebut berlaku di India, yang terakhir lebih banyak diikuti oleh para wali dan qalandar yang mengembara

Para sufi diorganisasikan ke dalam beberapa tarekat atau silsilah. Abul Fazal menyebutkan empat belas tarekat tersebut. Beberapa di antaranya menjadi cukup populer di India.

Tarekat Chisti

Di antara tarekat sufi, yang paling populer di India adalah tarekat Chisti. Itu berasal dari luar India dan pendirinya adalah Khawaja Abdul Chisti. Di India, diperkenalkan oleh Khawaja Muinuddin Chishti.

Muinuddin Chishti lahir di Persia. Dia mengunjungi berbagai tempat belajar Islam di Asia Tengah dan, akhirnya, mencapai India pada 1200 M. Dia menetap di Ajmer dan menjadi sangat populer di seluruh India Utara. Baik orang Hindu maupun Muslim memberi penghormatan kepadanya. Setelah kematiannya, dia dimakamkan di Ajmer.

Tarekat Suhravardi

Tarekat suhravardi para sufi didirikan oleh Syaikh Shahabuddin Suhravardi di Bagdad. Beberapa muridnya datang ke India dan mengajarkan filsafat tasawuf di sini.  Tarekat Suhravardi para sufi menjadi populer di bagian Barat Laut India.

Orang pertama yang populer dari tarekat Suhravardi adalah Syekh Bahauddin Zakariya yang menetap di Multan. Syekh Bahauddin Zakariya berbeda dari wali Chisti dalam beberapa hal. Dia tidak memperhatikan kesederhanaan. Dia menjalani kehidupan yang nyaman dan menerima kekayaan dan tanah dari murid-muridnya yang kaya. Dia menekankan bentuk eksternal Islam.

Tarekat Qadri

Qadrisilsilah sangat populer di Punjab. Syaikh Abdul Qadir dan anak-anaknya adalah pendukung Mughal di bawah Akbar. Ini mendukung konsep Wahadat al Wajud (doktrin ini mendalilkan bahwa Tuhan dan ciptaan-Nya adalah satu).  Di antara para sufi terkenal dari tarekat ini adalah Miyan Mir yang telah mendaftarkan Putri Mughal Jahanara dan saudaranya Dara Shikoh sebagai muridnya.

Tarekat Naqsybandi

Tarekat Sufi Naqsybandi diperkenalkan di India oleh Khwaja Baqi Billah. Perintah ini menekankan ketaatan pada hukum Syariah dan mencela semua inovasi yang ditambahkan kemudian ke doktrin Islam.

 

Penggantinya adalah Syaikh Ahmed Sirhindi. Khawaja Baqi Billah menentang mendengarkan Sama (musik religi) dan praktik ziarah ke makam para wali. Dia menentang interaksi dengan umat Hindu dan Syiah.

Dia mengkritik penarikan Jizyah dan larangan penyembelihan sapi. Dia mempertahankan bahwa hubungan antara manusia dan Tuhan adalah hubungan antara budak dan tuan dan bukan hubungan pecinta dan yang dicintai. Ia berusaha menyelaraskan antara doktrin tasawuf dan ajaran Islam.

Kontribusi para sufi India kepada masyarakat terletak pada perjuangan mereka berdedikasi untuk menemukan kesatuan bagi elemen-elemen heterogen dalam masyarakat. Mereka menghargai pola multi-ras, multi-agama dan multibahasa masyarakat India.

Upaya mereka diarahkan pada terciptanya tatanan sosial yang sehat bebas dari pertikaian, perselisihan dan konflik. Seperti orang-orang suci Bhakti yang terlibat dalam meruntuhkan penghalang dalam agama Hindu, para Sufi juga menanamkan pandangan liberal baru dalam Islam. Interaksi antara Bhakti awal dan Ide Sufi meletakkan dasar bagi gerakan-gerakan yang lebih liberal pada abad ke-15.

 

Sumber : Republika

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *