Mata Sakti dalam Tradisi Muslim

 Mata Sakti dalam Tradisi Muslim

Mata Sakti dalam Tradisi Muslim (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Dalam tradisi Jepang, dikenal adanya kekuatan untuk mencelakakan orang lain yang berasal dari mata.

Beberapa film dan anime dibuat dengan cerita tokoh berkekuatan mata sakti ini. Kalau anda pernah menonton serial Naruto, anda pasti tahu beberapa tokoh yang mempunyai kekuatan mata sakti.

Misalnya Klan Uchiha dengan mata Sharingan, Klan Hyuga dengan mata Byakugan dan Pain dengan Rinnegan.

Beberapa tokoh komik Barat juga dibuat dengan kekuatan mata sakti dan di antara mereka yang paling terkenal adalah Superman.

Semuanya merupakan kekuatan mata jahat yang dapat mencelekakan orang.

Tapi tentu saja tidak semua orang mempunyai kekuatan tersebut melainkan hanya orang-orang tertentu.

Dalam tradisi muslim, kekuatan mata sakti ini juga dikenal dan diyakini keberadaannya. Ia tidak dimiliki semua orang, tapi dimiliki orang tertentu saja.

Ketika kekuatan mata ini aktif, pemiliknya akan merasakan sensasi panas di matanya dan seolah ada sesuatu yang keluar menuju objek yang dilihat.

Objek yang ditatap oleh mata sakti yang aktif itu akan jatuh, tergelepar, stroke, kejang-kejang atau bahkan mati.

Kekuatan mata sakti ini disebut dengan ain dan pemilik kekuatannya disebut dengan A’in. Biasanya mata sakti atau ain ini akan aktif ketika pemiliknya merasakan kebencian atau hasud saat memandang objek tertentu.

Tentu saja kekuatan ini tidak dimiliki sembarang orang, tapi hanya orang tertnentu yang jumlahnya sangat sedikit.

Tidak semua orang yang benci atau hasud lantas memiliki mata ain.

Contohnya anda yang membaca ini, walaupun anda misalnya memandang tetangga anda dengan tatapan kebencian yang memuncak, percuma saja si tetangga takkan terkapar atau mati karena itu, yang ada bukan mata sakti tapi mata sakit karena melotot.

Dulu ada seorang wali yang bernama Abu Abdillah as-Saji. Suatu saat dia dalam perjalanan jauh bersama orang yang dikenal punya kemampuan mata sakti atau ain ini.

Abu Abdillah kebetulan mempunyai kuda yang gesit dan menarik perhatian.

Dia diperingatkan oleh temannya bahwa di rombongan mereka ada seorang A’in yang dapat mencelakakan orang atau hewan yang dilihatnya sehingga kuda tersebut disarankan untuk dijaga jangan sampai dilihat oleh si A’in.

Tatkala Abu Abdillah tidak ada, si A’in melihat kuda tersebut lalu dia merasa iri, maka langsung saja kuda tersebut tegelepar dan kejat-kejet.

Singkat cerita Wali tersebut kemudian membaca doa ajaib yang akhirnya membuat kudanya sembuh berdiri tegak kembali dan malah bola mata si A’in lepas dari tempatnya.

Ini hanya sekedar cerita ringan sebelum saya tidur. Kapan-kapan kalau sempat saya tulis lemgkapnya tentang seluk beluk ain ini beserta referensinya.

Dari dulu pengen nulis tema ini tapi tidak sempat-sempat karena butuh banyak halaman.

Malam ini tiba-tiba teringat dan tergerak menulis ringan, biasanya ada kawan pembaca yang sedang butuh entah di mana.

Yang jelas ini bukan hal yang dimiliki umum atau terjadi dengan begitu mudahnya seperti kata banyak orang.

Ain juga tidak mudah muncul sehingga karena memajang foto di medsos terus kebetulan sakit lalu dibilang kena ain, pakai barang bagus terus kebetulan sakit lalu dibilang kena ain, menceritakan kesuksesan terus kebetulan sakit dibilang kena ain, dan sebagainya seperti kata sebagian orang awam.

Tidak segampang itu, justru mungkin sekarang sudah tidak ada yang punya kekuatan mata sakti ini.

Kalau sekedar orang iri dan hasud memang banyak, tapi meskipun sampai melotot sambil ngeden pun tetap takkan jadi ain kalau dasarnya tidak mempunyai kekuatan sakti tersebut.

Biasanya yang pertama menyangkal tulisan saya ini adalah tukang ruqyah yang sering membuka jasa “menangani ain.”

Tidak semua, tapi banyak dari mereka yang memberi sugesti dikit-dikit ‘ain, dikit-dikit sihir, dikit-dikit jin dan banyak-banyak su’udhon. []

Abdul Wahab Ahmad

Ketua Prodi Hukum Pidana Islam UIN KHAS Penulis Buku dan Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Pengurus Wilayah LBM Jawa Timur.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *