Gus Baha: Puasa Mengajarkan Kita Menghargai Makanan
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama kharismatik asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau dikenal Gus Baha menjelaskan pentingnya membaca fadhilah-fadhilah puasa Ramadhan versi ulama-ulama terdahulu.
Menurut Gus Baha hal itu penting sebagai upaya untuk memperoleh cara pandang yang benar dalam memahami puasa.
“Nah setelah baca fadhoilu romadlon versi ulama-ulama dulu, kita akan tahu cara pandang tentang Romadlon secara benar karena niru ulama-ulama dulu,” kata Gus Baha dalam video yang diunggah akun Instagram @ngaos.nu dikutip Rabu (29/3/2023).
Dengan demikian, setidaknya kata Gus Baha kita melalui puasa bisa merasakan apa artinya lapar. Dimana kita bisa ikut sedikit merasakan dan empati atas kondisi orang-orang miskin yang lapar.
Selain itu, lanjut Gus Baha, kita juga bisa lebih menghormati makanan. Sebab dalam keadaan lapar, seseorang bisa menghargai betapa makanan sederhana sekalipun bisa menjadi nikmat.
“Ketika puasa, kita melihat makanan yang kita sepelekan, ketika pas tidak hari romadlon. Ketika romadlon spesial semua, bahkan air putih pun spesial. Sekedar gedhang (pisang) goreng spesial,” jelasnya.
Jadi Nabi Muhammad saat membayangkan manusia, seberapa pun ia hebat, ternyata kebutuhannya pokok ya makan itu. Tidak yang lain.
“Ya ketika buka itu seneng sekali, meskipun ndak punya mobil mewah, ndak punya uang banyak, sekedar ketemu makanan itu seneng sekali,” tandasnya. []