Gus Baha: Dalam Kebaikan Ada Kebaikan Lain yang Ditinggal

 Gus Baha: Dalam Kebaikan Ada Kebaikan Lain yang Ditinggal

Gus Baha: Nyaman dengan Teman Adalah Nikmat Besar Allah (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama kharismatik asal Rembang, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim, lebih dikenal Gus Baha menjelaskan bahwa cara pandang kita terhadap orang lain itu harus hal-hal yang nyata. Kalau kesalahan mereka nyata, maka kebaikan mereka juga nyata.

“Kenapa kita hanya ingat sisi yang jelek, tidak ingat sisi yang baik?” ungkap Gus Baha dalam video yang diunggah akun Tiktok @gus_bahatv dikutip Senin (13/3/2023).

Gus Baha menjelaskan bahwa dirinya sering cerita kepada para santrinya, bahwa setiap kali ia mendapat undangan pengajian diberbagai daerah, Gus Baha mengaku selalu membaca istighfar.

“Karena gak ada pilihan, saat saya datang ke pengajian di Sulawesi misalnya, saya ninggal ngaji di sini. Saat saya ngaji di sini, (saya) ninggal undangan yang di sana,” jelasnya.

Menurutnya, dalam hidup itu tidak ada banyak pilihan. Misalnya meninggalkan kebaikan atau melakukan kebaikan.

Dan keduanya itu lanjut Gus Baha, saling berkaitan satu sama lain. Dimana di balik melakukan kebaikan, ada kebaikan lain yang ditinggal. Pun demikian sebaliknya dengan kejelekan.

“Artinya gini, dalam kebaikan saja ada kebaikan yang ditinggalkan. Apalagi dalam kejelekan,” tegasnya.

Kaitannya dengan itu, maka dalam kondisi melaksanakan kebaikan sekalipun, seseorang harus tetap membaca istighfar.

“Makanya di sini ada pepatah terkenal dalam ilmu tasawuf, wastighfaruna yastahjilal istighfar, saat Anda baik saja, butuh istighfar,” tandasnya. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *