Gus Baha Beberkan Cara Sedekah yang Benar, Baik, Tepat

 Gus Baha Beberkan Cara Sedekah yang Benar, Baik, Tepat

Gus Baha (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Banyak orang yang mengeluarkan sedekah mereka, baik dengan cara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Gus Baha pun membeberkan cara sedekah yang benar, baik dan tepat.

Bagaimana cara sedekah yang benar, baik dan tepat itu? Gus Baha menjelaskannya melalui kisah inspiratif berikut ini.

Seseorang datang kepada Gus Baha dan menceritakan bahwa dia jatuh miskin, hartanya habis lantaran untuk mengobati ibunya yang sakit. Gus Baha kemudian mencandainya dan bertanya, apakah seseorang tersebut ingin pintar atau bodoh.

Si fulan tadi menjawab ingin pintar, lantas kiai kharismatik asal Rembang itu menjelaskan jika ingin pintar kalimatnya tidak seperti yang diutarakan sebelumnya. Pasalnya, harta seseorang yang telah mengobatkan ibunya itu masih di akhirat.

“Bayangkan harta untuk maksiat, kalau habis itu, habis betul,” kata ulama ahli tafsir tersebut.

Kemudian, beliau melanjutkan, lelaki itu pun mulai bersyukur dan semakin percaya diri. Pasalnya, meskipun miskin tetapi ia punya tabungan di akhirat.

Cara Bersedekah yang Tepat

Dari kisah itu, Gus Baha lantas terinspirasi oleh ilmu. Dikisahkannya, dahulu Sayyidina Aisyah pernah menyimpan sepotong daging kambing untuk dimakan karena beliau dan Nabi Muhammad hendak berbuka puasa.

Singkat cerita, seseorang datang kepada Nabi Muhammad Saw dan meminta daging. Oleh karena pembawaan keluarga Nabi Saw yang dermawan, seseorang itu pun mendapatkan daging secara cuma-cuma.

Sayyidah Aisyah lantas bertanya, di mana daging yang ia simpan. Nabi Saw menjawabnya, “Habis.” Gus Baha menuturkan, Nabi pun menjelaskannya dengan cara yang indah.

“Harta kamu itu baju yang kamu pakai, nanti, ya rusak. Makanan yang kamu makan, nanti, ya ke wc,” ujar Gus Baha menirukan kalimat Rasulullah Saw.

Gus Baha menyebut bahwa cara bersedekah yang benar, baik dan tepat ialah dengan harta yang masih. Jadi, jangan bilang yang disedekahkan itu yang habis.

Gus Baha menjelaskan, misalnya ia punya uang 1 miliyar kemudian disedekahkan yang 100 juta. Uang 100 juta itu yang hakikatnya masih karena sudah ikhlas Lillahita’ ala.

Harta yang disedekahkan itulah di luar kekuasaan manusia, sebab yang masih itulah yang akan berpotensi untuk hal-hal yang kurang positif. Sejak saat itu orang-orang ringan tangan menyedekahkan harta mereka dengan cara yang tepat.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *