Mengenal Kembali Buya Hamka: Kakak Adik Beda Keyakinan

 Mengenal Kembali Buya Hamka: Kakak Adik Beda Keyakinan

Buya Hamka

HIDAYATUNA.COM – Nama Buya Hamka sudah akrab di telinga masyarakat Indonesia. Ia merupakan Ketua MUI pertama, yang juga dikenal sebagai tokoh Masyumi dan ulama Muhammadiyah.

Buya Hamka-lah orang yang menetapkan fatwa haram bagi umat Islam terkait perayaan Natal bersama.

Hamka meletakkan jabatannya sebagai Ketua MUI karena merasa ditekan oleh menteri agama waktu itu, Alamsyah Ratu Perwiranegara, 19 Mei 1981. Ia memilih mundur ketimbang harus menganulir fatwa tersebut.

Buya Hamka yang seorang ulama besar, ternyata memiliki adik yang berbeda keyakinan dengannya. Terlebih sang adik ternyata merupakan pendeta.

Abdul Wadud Karim Amrullah (Awka), adik kandung Buya Hamka yang se-ayah namun lain ibu. Seperti penuturan Hamka, adiknya memang sudah memakai nama Willy Amrull agar mudah bergaul dengan orang-orang di negeri Paman Sam sejak lama. Setelah 30 kemudian, nama itu dikenal sebagai seorang pendeta.

β€œDia adalah adikku Abdul Wadud Karim Amrullah. Di Amerika, dipakainya nama ala Barat, Willy Amrull,” demikian tulis Buya Hamka dalam buku Empat Bulan di Amerika (1953:45) yang menuturkan saat dirinya membantu sang adik mencari pekerjaan di San Francisco pada 1952.

Kakak Ulama Adik Pendeta

Buya Hamka dan Awka terlahir dari keluarga yang keislamannya sangat kuat di ranah Minang. Ayah mereka, Muhammad Rasul atau Haji Abdul Karim Amrullah, adalah seorang ulama besar.

Ia merupakan salah satu orang Indonesia paling awal yang mendapat gelar doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar Mesir. Pencapaian ini pula yang kemudian diraih oleh Hamka.

Ayahanda Hamka dan Awka juga seorang pejuang nasional. Abdul Karim Amrullah akhirnya wafat di pangkuan Awka pada tanggal 2 Juni 1945.

Beberapa tahun setelah sang ayah wafat, Awka bertekad pergi ke mancanegara. Awal 1949, ia ikut kapal MS Willem Ruys yang berangkat dari Tanjung Priok menuju Rotterdam. Awka bekerja sebagai tukang binatu di kapal Belanda itu.

Awka kemudian berpindah keyakinan pada 1983, dua tahun setelah Hamka wafat. Bagaimana dengan Buya Hamka? Sepanjang hidupnya, Buya Hamka telah terpatri sebagai sosok ulama besar yang gigih membela Islam dan sangat tegas dalam hal akidah, tanpa kompromi.

Setelah kita mengenal kembali Buya Hamka lebih dekat dari sisi kehidupan pribadinya dengan Awka, sang adik, tentu semakin banyak hikmah yang kita dapat. Semua itu tentu menjadi pembelajaran untuk kita. Semoga kita ditetapkan dalam nikmat Iman dan Islam. Allahuma Aamiin

Pipit Enfiitri

https://hidayatuna.com/

Suka menulis hal-hal random yang dekat dengan dirinya.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *