Kisah Peristiwa Ketika Rasulullah Berada di Pintu-Pintu Langit

 Kisah Peristiwa Ketika Rasulullah Berada di Pintu-Pintu Langit

Sebuah Mimpi Masuk Surga

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Pada suatu ketika, Khalid bin Ma’dan r.a. menemui Muadz bin Jabal r.a. Pada saat itu, Khalid bin Ma’dan ingin mendengarkan wasiat yang pernah didengar secara langsung oleh Muadz dari Rasulullah shalallahu alaihi wasalam.

Ya, pada saat itu Rasulullah shalallahu alaihi wasalam sudah tiada. Hanya ada kisah-kisah yang kemudian tersusun menjadi hadis-hadis.

“Wahai Sahabat Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang peristiwa bersama Rasulullah shalallahu alaihi wasalam yang membuatmu terkesan dan tidak pernah bisa engkau melupakannya,” pinta Khalid bin Ma’dan pada Muadz bin Jabal.

“Ah, Rasulullah begitu Agung,” kata Muadz bin Jabal.

“Betapa rindu ini tidak akan pernah tuntas hanya bercerita saja. Hanya pertemuan dengan Rasulullah saja yang dapat mengobati rinduku.”

Muadz bin Jabal menangis dalam tunduknya. Ia menyeka sedu sedan yang mengguncang dadanya. Ya, betapa ia merindukan Rasulullah shalallahu alaihi wasalam.

Betapa keinginan untuk bertemu itu sudah tidak bisa lagi dibendung.

Perlahan-lahan, Muadz bin Jabal menata emosinya. Menjaga diri agar tetap bisa menyampaikan wasiat Rasulullah shalallahu alaihi wasalam kepada Khalid bin Ma’dan agar wasiat itu tetap tersambung sampai generasi terakhir umat manusia.

“Ketika itu,” kata Muadz bin Jabal r.a. memulai bercerita. “Rasulullah shalallahu alaihi wasalam sedang menunggang unta. Aku menemuinya dan beliau menyuruhku untuk naik di belakang beliau.”

Ketika itu Muadz bin Jabal mengikuti perintah Rasulullah shalallahu alaihi wasalam agar duduk di belakang Rasulullah.

Setelah Muadz bin Jabal duduk dengan nyaman, Rasulullah shalallahu alaihi wasalam menepuk pundak unta untuk berdiri dan melakukan perjalanan.

Di atas unta itu, tiba-tiba Rasulullah shalallahu alaihi wasalam menengadahkan wajahnya ke langit.

“Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah yang memberikan ketentuan atas segenap makhluk-Nya menurut kehendak-Nya, ya Muadz!” sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasalam kepada Muadz bin Jabal.

Labbaik, Ya Rasulullah.” Jawab Muadz bin Jabal.

“Sekarang,” sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasalam lagi.

“Aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu. Apabila engkau menghafalkan maka akan sangat berguna bagimu. Tetapi jika engkau anggap remeh maka kelak di hadapan Allah engkau tidak mempunyai hujjah.”

Muadz bin Jabal menyanggupi dengan keteguhan hati. Kemudian, Rasulullah shalallahu alaihi wasalam melanjutkan sabdanya.

Muadz bin Jabal mendengarkan dengan serius agar ia dapat mengamalkan wasiat Rasulullah shalallahu alaihi wasalam itu.

Kemudian, Rasulullah shalallahu alaihi wasalam melanjutkan sabdanya kepada Muadz bin Jabal seperti diceritakan berikut ini.

“Sebelum menciptakan langit dan bumi, Allah subhanahu wa ta’ala telah menciptakan tujuh malaikat.

Ketujuh malaikat itu akan ditugaskan untuk menjaga Pintu Langit yang akan diciptakan menjadi tujuh pintu.

Setelah Allah Subhanahu wa taala menciptakan tujuh langit beserta tujuh pintunya, maka ke tujuh malaikat itu menjaga pintu-pintu Langit itu.

Masing-masing langit dijaga oleh satu malaikat sesuai dengan derajat dan keagungannya.

Pada saatnya kelak, Al-Hafadzah, malaikat pencatat amalan baik hamba Allah subhanahu wa ta’ala, akan membawa amalan hamba tersebut melewati tujuh pintu langit itu.

Dan ketujuh malaikat penjaga pintu langit itu akan mengoreksi dan menyeleksi amalan-amalan setiap hamba yang dibawa Al-Hafadzah tersebut.

Jika amalannya dinilai baik, maka akan berlanjut ke pintu langit berikutnya. Jika amalannya dinilai buruk, maka amalan itu akan ditolak oleh malaikat penjaga intu langit.”

Syahdan, peristiwa pada setiap pintu langit itu berbeda-beda. Ya, semuanya tergantung amalan yang dibawa oleh Al-Hafadzah untuk dinilai oleh para malaikat penjaga pintu langit itu.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi di setiap pintu langit itu diceritakan dengan lugas oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam kepada Muadz bin Jabal agar menjadi pelajaran bagi kita, umat Muhammad shalallahu alaihi wasalam. []

Muhammad Ahsan Rasyid

Muhammad Ahsan Rasyid, magister BSA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga aktif di berbagai organisasi dan kegiatan sukarelawan. Tinggal di Yogyakarta, dapat disapa melalui Email: rasyid.ahsan.ra@gmail.com.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *