Prediksi Gus Ulil Soal Afghanistan Pasca Taliban Berkuasa

 Prediksi Gus Ulil Soal Afghanistan Pasca Taliban Berkuasa

Gus Ulil (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Cendekiawan muslim Indonesia, Ulil Abshar Abdalla atau yang akrab disapa Gus Ulil memiliki pandangan tersendiri soal masa depan Afghanistan pasca Taliban berkuasa. Sebagaimana diketahui, saat ini pasukan Taliban telah menguasai sepenuhnya Afghanistan.

Melalui akun Twitter pribadinya, Gus Ulil menjelaskan bagaimana nasib Afghanistan. “Ingin curhat menjelang tengah malam, soal Afghanistan,” tulis Gus Ulil dikutip Senin (16/7/2021).

“Apa yang akan terjadi di Afghan setelah Taliban berkuasa? Saya kira, ndak ada yang tahu,” sambungnya.

Gus Ulil menjelaskan apakah Afghanistan akan jadi versi Sunni dari Iran? Menurutnya bisa iya, bisa tidak. Tergantung Taliban bisa melakukan kompromi politik atau tidak.

Saat ini lanjut Gus Ulil, tantangan terbesar Taliban setelah berkuasa, apakah bisa dia melakukan konsolidasi kekuasaan seperti para mullah di Iran? Jika bisa, Taliban akan bertahan dan bisa menciptakan stabilitas politik.

Sebaliknya, jika Taliban tidak bisa atau tidak mampu, maka iya kemungkinan akan ada konflik antar faksi yg berlarut-larut.

“Pelajaran yang amat mahal dari Afghanistan: ndak bisa membangun negara dengan cara “cangkokan” yg dipaksakan seperti ini. Uni Soviet gagal, kini AS pun gagal. Semoga ndak ada lagi yang mengulangi blunder geo-politik seperti ini lagi di masa depan. Harganya mahal,” ungkapnya.

Taliban dan ISIS Berbeda?

Jika Taliban hendak membangun negara yg normal, lanjut Gus Ulil, dan tidak ingin jadi “negara pariah” di panggung global, dia harus melakukan banyak kompromi, baik secara domestik atau multilateral. Afghanistan harus bikin sejumlah konsesi, termasuk secara ideologis.

“Apakah Taliban setelah berkuasa nanti akan mengekspor ekstremisme dan radikalisme ke dunia Muslim dan negeri negeri Barat? Saya sih agak yakin: itu kecil kemungkinannya. Setelah Taliban berkuasa, dia akan sibuk mengurus soal-soal domestik. Ndak mudah ngurus negara,” jelasnya.

Taliban yang ada di Afghanistan ini harus diberakaj secara tegas dari ISIS atau Al-Qaidah. Meski kelihatannya sama deri segi orientasi ideologis, tetapi keduanya jelas berbeda. ISIS/Al-Qaedah adalah “mujahidin” yg tanpa rumah, homeless. Mereka mau mendirikan negara di mana?

Sementara Taliban di Afghan adalah semacam kelompok yg berjuang untuk melawan pendudukan asing. Mereka ini adalah bagian organis dari masyarakat Afghanistan sendiri, bukan “mujahidin ekspatriat” yang ngga punya teritori yang jelas.

“Saya sih berharap, Afghanistan, setelah ditinggalkan Amerika ini, akan pelan-pelan menjadi negara yang stabil, demokratis, dan maju secara ekonomi. Tidak lagi didikte-dikte dari luar, apalagi diinvasi,” tandasnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *