Merayakan Ramadhan dengan Berbahagia: Perbanyak Ibadah Meraih Berkah

 Merayakan Ramadhan dengan Berbahagia: Perbanyak Ibadah Meraih Berkah

Merayakan Ramadhan dengan Berbahagia: Perbanyak Ibadah Meraih Berkah

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Ramadhan 1445 Hijriyah sudah kita jalani bersama. Kita telah menyambut kehadiran bulan suci ini dengan penuh kebahagiaan dan keberkahan.

Bulan yang Allah jadikan didalamnya sejuta hikmah, bulan Al-Qur’an diturunkan dan bulan yang diwajibkan bagi seluruh orang-orang beriman untuk berpuasa.

egitulah deskripsi singkat mengenai bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan Penuh Ladang Pahala

Allah Ta’ala berfirman dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ .

Artinya:

“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).

Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa),

Maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.

Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Baqarah ayat 185)

Melalui ayat diatas, Allah ta’ala mengatakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulannya Al-Qur’an yang merupakan petunjuk bagi segenap umat manusia.

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup serta acuan bagi umat manusia merupakan dasar dari ajaran Islam rahmatan lil ‘alamin, karena ajaran Islam tidak hanya ditujukan bagi suatu kaum semata.

Kewajiban bagi kita untuk berpuasa pada bulan Al-Qur’an ini merupakan suatu simbol bahwa bulan Ramadhan memiliki sejuta keberkahan yang tidak boleh kita sia-siakan.

Memperbanyak ibadah seperti memperkuat ibadah wajib serta memperbanyak ibadah sunnah, serta berbuat baik kepada sesama akan diganjar sekian kali lipat ketika bulan Ramadhan.

Spirit berpuasa yang menginterpretasikan semangat menahan diri dari segala sesuatu yang merugikan dan dilarang oleh Allah dan Rasulnya.

Kita semua pasti memiliki kesalahan dan perbuatan dosa selama ini, dan bulan Ramadhan menjadi momentum bagi kita untuk memperbaiki diri dan membersihkan dosa-dosa kita.

Sebagaimana sabda Rasulullah Saw berikut ini:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya:

“Barangsiapa berpuasa dibulan Ramadhan karena Iman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Suka Cita Ramadhan untuk Memperbaiki Kualitas Diri

Imam Syafi’i pernah berkata bahwa,

“Puasa itu tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari kebohongan, ghibah, dan tindakan buruk lainnya.”

Dengan berpuasa, kita secara langsung dan tidak langsung melatih kemandirian serta perbuatan kita agar tidak melakukan sesuatu yang buruk.

Memperbaiki diri agar menjadi lebih baik membutuhkan niat dan ketulusan hati. Niatkanlah berpuasa karena Allah Ta’ala.

Pergunakan waktu sebaik-baiknya selama Ramadhan untuk memperbanyak ibadah dan berbuat baik. Memperbanyak membaca Al-Qur’an, serta tetap mengontrol pola makan kita ketika sedang sahur dan waktu berbuka.

Serta jangan lupa memperbanyak berdo’a kepada Allah agar segenap urusan kita dipermudah serta diberikan keberkahan tak terhingga sepanjang hayat.

Sebagaimana do’a yang biasanya kita panjatkan ketika Rajab, Sya’ban dan Ramadhan:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya:

“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.”

Maka dari itu, manfaatkanlah momentum Ramadhan ini sebagai niat ikhtiar bagi kita untuk memperbaiki diri, agar kedepannya kita semua senantiasa mampu menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya.

Insyaallah, kebahagiaan yang Allah janjikan kepada kita akan kita rasakan kelak sepanjang hayat di dunia yang fana ini, hingga kekekalan abadi di akhirat nanti. []

Muhammad Ahsan Rasyid

Muhammad Ahsan Rasyid, magister BSA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga aktif di berbagai organisasi dan kegiatan sukarelawan. Tinggal di Yogyakarta, dapat disapa melalui Email: rasyid.ahsan.ra@gmail.com.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *