Mengenal Kitab Tafsir Jami’ Al-Bayan, Kitab Tafsir Karya At-Thabari
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Jami’ al-Bayan ‘an takwil al-Qur’an merupakan kitab tafsir pertama dan paling masyhur yang menjadi rujukan utama hingga sekarang.
Tafsir karangan Al-Thabari ini merupakan tafsir komprehensif berjumlah 30 juz pertama pada awal ke-4 H.
Tafsir Al-Thabari terbilang sebagai kitab tafsir paling lengkap, karena mencakup berbagai ragam tafsir dan ilmu.
Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan Jami’ al-Bayan ‘an Takwil al-Qur’an dimulai dari latarbelakang penulisan, corak, metode, sistematika hingga contoh penafsiran.
Di dalam kitab ini akan dipaparkan pula tentang komentar positif dari para ulama yang mengatakan bahwa tafsir Al-Thabari ialah karya puncak tafsir aliran tradisional.
Kitab tafsir karya Al-Thabari juga merupakan sebuah kitab tafsir klasik yang sangat masyhur sejak zamannya hingga sampai saat ini.
Sebagai salah satu karya tafsir terbesar, kitab Jami’ al-Bayan an Takwil ay al-Qur’an ini sudah banyak dikaji baik oleh para ulama mufasir, maupun oleh kalangan umum.
Kitab tafsir yang dikenal dengan sebutan nama pengarangnya ini banyak disebut sebagai tafsir bi al-Ma’tsur.
Sebab penafsiran yang dilakukan oleh Thabari banyak bersumber dari riwayat-riwayat naqli.
Meskipun demikian, terdapat beberapa penafsiran yang juga menggunakan ra’yi, atau analisis nalar, disertai tarjih yang berpegang pada nalar dan penelitian yang akurat.
Latar Belakang Penulisan Kitab Jami’ al-Bayan
Sistematika Penulisan Kitab Jami’ al-Bayan
Kitab tafsir Al-Thabari yang berjudul Jami’ al-Bayan ‘an Takwil ay al-Qur’an dan lebih dikenal dengan nama Jami’ al-Bayan fii Tafsir al-Qur’an ditulis pada abad ketiga hijriyah.
Kitab tafsir Al-Thabari merupalan kitab tafsir pertana dan paling masyhur yang menjadi rujukan utama hingga sekarang.
Kitab ini terdiri dari 30 juz dengan 20 jilid. Kitab ini pertama kali decetak ketika thabari berumur 60 tahun, dengan dicetaknya buku ini terbukalah khazanah keilmuan tafsir.
Kitab tafsir thabari ini telah mengalami beberapa kali pencetakan dengan versi yang bermacam-macam.
Metode Penulisan Kitab Tafsir Jami’ al-Bayan
Al-Thabari dalam tafsirnya menggunakan metode tahlili karena menafsirkan ayat dengan berdasarkan susunan mushafi.
Metode tahlili (analisis) yaitu menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan segala aspek yang tergandung dalam ayat-ayat yang ditafsirkan oleh mufasir serta menerangkan makna-makna yang tercakup didalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan yang dimiliki mufasir.
Thabari memulai uraiannya dengan mengemukakan arti kosakata diikuti dengan penjelasan mengenai arti golbal ayat, ia juga menjelaskan munasabah (korelasi) ayat-ayat serta menjelaskan hubungan ayat-ayat tersebut dengan ayat lain.
Corak tafsir Al-Thabari adalah gabungan antara orientasi penafsiran bi al-Ma’tsur dan bi ar-ra’yi, sekalipun Thabari sangat kental dengan riwayat-riwayat penafsir, namun dalam menentukan makna secara tepat ia juga menggunakan ra’yu.
Corak penafsiran althabari dalam kitabnya adalah sejarah dan bahasa. Sebagai ahli sejarah, ia menyampaikan berbagai riwayat sebagai sumber penafsiran, yang disandarkan pada pendapat dan pandangan sahabat, tabi’in, tabi’i tabi’in.
Dari segi bahasa, ia menggunakan nahasa arab sebagai pegangan, dan perkuat dengan sya’ir-sya’ir kuno dalam menjelaskan makna kosa kata.
Langkah-langkah yang dipakai Thabari dalaam menafsirkan al-Qur’an ialah:
1. Menyajikan riwayat dengan teliti, misalnya dalam menyebutkan sanad dan pencantuman riwayat. Apabila ia hendak menafsirkan suatu ayat ia berkata,
“Pendapat-pendapat mengenai tafsir atau ta’wil ayat ini adalah begini atau begitu.”
Lalu beliau menafsirkannya berdasar pada sahabat dan tabi’in yang diriwayatkan secara lengkap yakni dengan metode tafsir bi al-ma’tsur.
Beliau juga menggunakan komparasi kritis, artinya memaparkan segala riwayat atau pendapat yang berkenaan dengan ayat yang ditafsirkan, kemudian mentarjihnya.
2. Menggunakan ilmu tata bahasa, ia mendefinisikan arti kalimat terhadap kalimat yang lain,
3. Menyajikan syair dan menggali prosa Arab ketika menjelaskan makna kosa kata. Terkadang disebutkan nama pengarangnya dan terkadang hanya syairnya,
4. Menampilkan qiraat dalam rangka mengungkapkan makna ayat,
5. Menempuh jalan tafsir dan ta’wil,
6. Melakukan penafsiran ayat dengan ayat atau munasabah,
7. Memperhatikan i’rab,
8. Memaparkan berbagai pendapat di bidang fikih kemudian mengemukakan pendapatnya.
Kitab Jami’ al-Bayan merupakan kitab termasyhur dikalangan ahli tafsir. Kitab ini banyak mendapatkan pujian baik dari ulama klasik maupun ulama kontemporer.
Imam Suyuthi berkata,
“Karangan Ibn Jarir Al-Thabari adalah kitab tafsir yang paling mulia dan terbesar. Kitab tersebut mengemukakan pendapat-pendapat para ulama dan menyatakan salah satu pendapat yang paling rajih. Kitab ini juga mengemukakan i’rab dan istinbath ayat. Ini adalah kitab tafsir yang lebih tinggi dibandingkan kitab-kitab tafsir sebelumnya.”
Lalu beliau juga berkata,
“Kitab ini telah mengumpulkan antara pendapat dan riwayat, tidak seorang pun sebelum dan sesudahnya mengarang seperti ini.”
Tidak hanya itu, seorang orientalis terkemuka, Ignaz Goldziher, dalam bukunya juga memberikan pujian terhadapnya.
Ignaz mengatakan bahwa Al-Thabari merupakaan bapak sejarah Islam dan karyanya ini merupakan sumber primer yang paling kaya pada masa awal sejarah Islam.
Demikianlah mengenai kitab Jami’ al-Bayan ‘an takwil al-Qur’an karya Al-Thabari yang banyak dirujuk oleh para ulama dan juga umat muslim hingga hari ini. []