Kisah Orang Alim yang Tidak Mengamalkan Ilmunya

 Kisah Orang Alim yang Tidak Mengamalkan Ilmunya

Tarbiyah Ruhiyyah Melalui Puasa Ruh, Akal, dan Jiwa (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Adalah seorang alim tafsir, qiraat, hadits, nahwu dan sastra bernama Abdullah bin Ahmad.

Ia lebih dikenal dengan panggilan Ibnu al-Khasysyab al-Hanbali. Lahir di akhir abad kelima hijriah. Ia disebut sebagai orang yang paling mengerti Nahwu di zamannya.

Kealimannya disetarakan dengan Abu Ali al-Farisi. Ia juga alim di bidang tafsir, hadits, faraidh, qawaid, mantiq, filsafat, hisab, handasah dan ilmu-ilmu lainnya.

Ia hafal al-Quran. Bahkan membacanya dengan berbagai qiraat. Imam Abu Syuja’ al-Bisthami pernah berkata,

“Ketika aku datang ke Baghdad, ia (Ibnu al-Khasysyab) membacakan padaku kitab Gharib al-Hadits karya al-Qutaibi. Aku tak pernah mendengar bacaan kitab hadits yang lebih benar dan cepat dari bacaannya.”

Ia dikenal sebagai sosok yang sangat suka membaca. Saking cintanya kepada ilmu, dalam keadaan sakit pun ia tetap membaca dan berdiskusi.

Salah seorang muridnya bernama Abu Muhammad bin al-Akhdhar menceritakan,

“Suatu kali aku datang menjenguknya sedang sakit. Sambil berbaring, di atas dadanya ada sebuah buku yang ia baca.

Aku bertanya, “Apa ini?”

Ia menjawab, “Ibnu Jinniy membahas sebuah masalah tentang Nahwu. Ia berusaha menyebutkan satu bait syair sebagai pendukungnya tapi ia tidak mampu. Aku bahkan tahu tujuh puluh bait syair yang bisa mendukung pembahasannya itu.”

Dalam kitabnya al-‘Ulama al-‘Uzzab, Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah menulis:

Ia seorang yang tsiqah dalam hadits. Ia seorang yang shaduq dan hujjah. Tapi sayang, agamanya tidak sebaik itu.

Ia seorang yang pelit. Tidak terlalu peduli dengan kemuliaan ilmu. Sering bermain catur bersama orang awam di tepi jalan. Tidak jarang ikut menonton pertunjukan sirkus di jalan-jalan umum.

Banyak bercanda dan bermain. Suka kesal dan sempit hati. Tapi akhlaknya secara keseluruhan baik.

Penjelasannya di majelis ilmu sangat berfaidah, bahkan lebih berharga dari goresan penanya.

Sorban yang dipakainya terkadang lebih sebulan tidak pernah dicuci. Dibiarkan begitu saja. Kalau ia pakai sorban, ia letakkan di kepalanya serampangan.

Kadang miring ke kanan atau ke kiri, dan ia tak peduli.

Kalau ia diingatkan tentang itu ia berkata: “Tidak ada sorban yang lurus di atas kepala orang yang cerdas.”

Buku-buku yang ia miliki adalah buku yang paling jelek tampilannya dan paling murah harganya.

Kalau ingin membeli buku, saat penjualnya lengah ia robek salah satu lembaran buku itu, lalu ia berkata pada penjual, “Buku ini sudah robek.” Agar ia bisa membelinya dengan harga yang murah.

Kalau ia meminjam buku orang lain lalu orang itu datang memintanya, ia akan berkata: “Buku itu ada di antara buku-buku lain yang sangat banyak, aku tidak bisa mencarinya.”

Di antara karyanya adalah Syarah al-Luma’ karya Ibnu Jinni, al-Murtajal Syarah al-Jumal karya az-Zajjaji, bantahan terhadap Ibnu Bab Syadz, bantahan terhadap al-Khatib at-Tabrizi dalam Tahdzib Ishlah al-Mantiq, Syarah Muqaddimah Ibnu Hubairah dalam Nahwu, bantahan terhadap al-Hariri dalam Maqamat-nya dan masih banyak karya-karya yang lain dalam berbagai disiplin ilmu.

Setelah ia meninggal ada yang bermimpi bertemu dengannya. Ia terlihat mengenakan pakaian yang indah. Lalu terjadi dialog berikut ini:

ما فعل الله بك؟

Artinya: “Apa yang Allah perbuat terhadapmu?”

غفر لي

Artinya: “Dia mengampuniku.”

ودخلت الجنة؟

Artinya: “Engkau masuk surga?”

نعم، إلا أن الله أعرض عني

Artinya: “Ya, tapi Allah berpaling dariku.”

أعرض عنك؟

Artinya: “Berpaling darimu?”

نعم وعن كثير من العلماء ممن لا يعمل بعلمه

Artinya:

“Ya, dan juga dari kebanyakan para ulama yang tidak mengamalkan ilmunya.”

Ya Allah… Ya Allah… Beri kami hidayah dan ‘inayah untuk mengamalkan apa yang kami ketahui… Apa artinya surga kalau Engkau berpaling. []

Yendri Junaidi

Pengajar STIT Diniyah Putri Rahmah El Yunusiyah Padang Panjang. Pernah belajar di Al Azhar University, Cairo.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *