Kisah Keteladanan Ummu Salamah

 Kisah Keteladanan Ummu Salamah

Kisah Keteladanan Ummu Salamah (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta –  Ummul Mukminin, atau ibundanya orang-orang beriman yakni Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhu, dikaruniai memiliki pemikiran dan day analisis yang sehat dan akal yang cerdas.

Keahlian tersebut sangat bermanfaat pada saat terjadinya perang Al-Ḥudaibiyah.

Ketika Nabi Muhammad telah menyelesaikan urusan perjanjian di Al-Ḥudaibiyah, beliau berkata kepada para sahabatnya (radhiyallahu ‘anhu dengan mereka semua),

“Berdirilah, sembelihlah (kurbanmu), lalu cukur kepalamu.”

Tidak seorang pun di antara mereka yang berdiri, bahkan setelah Nabi Muhammad mengulangi perintahnya sebanyak tiga kali.

Kemudian Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasalam mendatangi Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhu dan menceritakan kepadanya perlakuan yang diterimanya dari orang-orang.

Nabi Muhammad kemudian bersabda,

“Umat manusia telah hancur.” Dia berkata, “Wahai Nabi Allah, apakah kamu menginginkan hal itu? Keluarlah, lalu jangan berbicara sepatah kata pun kepada siapa pun dari mereka, sampai kamu menyembelih hewan kurbanmu dan kemudian memanggil tukang cukurmu untuk mencukur kepalamu.”

Nabi Muhammad keluar, tidak berbicara kepada siapa pun dari mereka, sampai dia melakukan kedua tindakan itu.

Ia menyembelih hewan kurbannya dan memanggil tukang cukurnya untuk mencukur rambutnya.

Ketika orang-orang melihat hal tersebut, mereka berdiri dan menyembelih hewan kurban mereka.

Kemudian mereka mulai mencukur kepala satu sama lain. Mereka begitu sedih karena tidak menaati Nabi (ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam) sehingga mereka hampir saling menyakiti saat bercukur.

Peristiwa tersebut merupakan salah satu ppendapat yang paling masuk akal yang diilhami Allah kepada Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhu, dan sebagai hasilnya, masalah tersebut terselesaikan dan Tentara Muslim selamat setelah pada awalnya melanggar perintah Nabi Muhammad SAW.

Itylah sepenggal kisah keteladanan dan kecerdasan sosok ummul mukminin yakni Ummu Salamah. []

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *