Hakikat Kenikmatan di Dunia (Pembahasan Rukyatullah Episode 1)

 Hakikat Kenikmatan di Dunia (Pembahasan Rukyatullah Episode 1)

Hakikat Kenikmatan di Dunia (Pembahasan Rukyatullah Episode 1) (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Dunia ini memang diciptakan tidak sebagus surga dalam segala aspeknya. Walaupun di dalam nikmat-nikmat dunia yang mana semua kenikmatan dunia itu tidak ada yang bersifat murni.

Sebuah kenikmatan akan tetapi pasti ada campuran kesusahan di dalamnya, contohnya seperti rasa kenyang.

Yang mana rasa kenyang ini adalah rasa yang bagus serta dicari oleh banyak orang akan tetapi untuk mendapatkan rasa kenyang mesti didahului dengan rasa lapar agar kita boleh kenyang.

Maka di dunia ini untuk senang saja kita mesti merasakan susah terlebih dahulu. Dari sinilah para ulama, di antaranya Al-Imam Azzarkasy dalam kitab beliau Luqothotul Ajlaan mengatakan bahwa hakikat nikmat di dunia ini adalah zawalul alam (hilangnya rasa sakit) bukan mendapatkan sesuatu yg konkret (wujudi).

Maka rasa kenyang adalah hilangnya rasa lapar, sehat adalah hilangnya rasa sakit. Begitulah nikmat-nikmat dunia yang lain.

Ketika para ulama terutama Al-Imam Fakhruddin Arrozi memahami makna ini maka beliau langsung mentafsirkan ayat dalam Surat al-Balad:

لقد خلقنا الإنسان في كبد

Ayat tersebut memiliki arti bahwa sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam kepenatan.

Dalam arti lain bahwa kenikmakan manusia di dunia ini adalah dengan keluarnya mereka daripada rasa penat tersebut.

Akan tetapi para ulama mengecualikan satu nikmat yang bukan dari jenis hilangnya rasa sakit yaitu nikmat “mendapatkan ilmu.”

Artinya bahwa nikmat ini adalah bagaimana kita mendapatkan sesuatu yang konkret (wujudi) dalam diri kita bukan hilangnya kebodohan karena kebodohan bukan sesuatu yang wujudi.

Sampai para ulama selalu mengatakan,

“Jika para raja mengetahui nikmat yang kami dapatkan dalam menuntut ilmu maka pasti kami akan diperangi karena para raja tersebut menginginkan nikmat dan kelezatan yang ada pada kami.”

Para ulama juga mengatakan bahwa nikmat rohani seperti mendapatkan ilmu berada dalam level yang lebih tinggi dari pada nikmat jasmani seperti makanan dan minuman maka level kenikmatan dari mendapat ilmu lebih tinggi daripada nikmat-nikmat yang lain.

Begitu pula nanti di surga pun nikmat mendapatkan ilmu ini juga akan dijadikan nikmat yang paling agung yang akan diberikan oleh Allah kepada hambanya atau yg lebih dikenal dengan nama rukyatullah.

Karena apapun yang menjadi nikmat di dunia juga akan menajdi nikmat di akhirat dengan level yang lebih tinggi. Wallahu a’lam. []

Habib Ali Baqir al-Saqqaf

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *