Dua Putri Nabi yang Menikah dengan Lelaki yang Sama

 Dua Putri Nabi yang Menikah dengan Lelaki yang Sama

Quraish Shihab: Antara Istri dan Ibu, Lebih Prioritas Mana? (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Nabi Saw memiliki empat putri, dua putri di antaranya menikah dengan lelaki yang sama. Mereka adalah Ruqayyah dan Ummu Kalthum, Ruqayyah sendiri merupakan putri Nabi Saw yang lahir setelah Zainab.

Ruqayyah adalah sumber kebahagiaan bagi orang tuanya yang mulia. Setelah Ruqayyah, Ummu Kalthum lahir dan keduanya tumbuh bersama seolah-olah mereka kembar.

Kedekatan mereka satu sama lain semakin bertambah, terutama sejak Zainab menikah dan pindah rumah dengan suaminya. Keduanya tampaknya telah ditakdirkan memiliki nasib sama dari awal hingga akhir kehidupan mereka.

Dilansir dari Republika, sebelum Islam datang, Ruqayya dan Ummu Kalthum sama-sama pernah menikah dengan putra Abu Lahab, Utaybah dan Utbah. Ruqayyah pernah diperistri oleh Utaybah, kemudian bercerai, begitu pun Ummu Kalthum juga diperistri oleh Utbah, lalu diceraikan.

Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil, adalah musuh bebuyutan Islam. Orang-orang Quraisy meminta Abu Lahab mengirim putri-putri Nabi itu pulang.

Saat Nabi Saw mendapat wahyu, baik Ruqayyah maupun Ummu Kalthum masuk Islam. Sedangkan suami mereka tetap menganut agama lain.

Kembali ke Rumah Nabi

Allah kemudian menggantikan kesusahan kedua gadis itu dengan suami yang salih. Nabi Saw menikahkan Ruqayyah dengan Utsman bin Affan, salah satu dari 10 sahabat yang dijanjikan surga.

Utsman adalah salah satu pemuda Quraisy yang paling dermawan dalam hal garis keturunan, prestise, dan kekayaan. Ketika penganiayaan Quraisy terhadap Muslim semakin intensif, Nabi Saw mengizinkan para sahabatnya bermigrasi (hijrah) ke Abyssinia.

Utsman hijrah bersama istrinya Ruqayyah. Meskipun Muslimin yang hijrah itu memiliki kedamaian dan keamanan di Abyssinia, namun mereka merindukan tanah air mereka di Makkah.

Ketika mereka mendengar Hamzah dan Umar telah memeluk Islam, beberapa dari mereka bergegas kembali ke Makkah. Akan tetapi mereka tercengang dengan meningkatnya penganiayaan kejam kaum Quraisy terhadap kaum Muslimin.

Yang paling menyedihkan dari mereka yang kembali adalah Ruqayya karena ibunya telah meninggal tanpa kehadirannya. Utsman dan Ruqayyah tidak tinggal lama di Makkah. Dua tahun sebelum hijrah ke Madinah, Ruqayya melahirkan anak tunggalnya, Abdullah.

Abdullah merasakan kebahagiaan dan suka cita dalam kehidupannya bersama orang tuanya. Akan tetapi, orang mukmin selalu mendapat ujian dari Allah.

Suatu hari, ketika Abdullah sedang tidur, seekor ayam jantan mematuk matanya. Peristiwa itu menyebabkan infeksi yang kemudian merenggut nyawanya dalam beberapa hari.

Setelah itu, Ruqayyah juga tertimpa musibah, ia demam. Setelah berjuang antara hidup dan mati, Ruqayyah kemudian menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun kedua hijriyah.

Pada saat yang sama ketika Utsman yang berduka mencium dahi dan ujung jari istrinya dan menutupi wajahnya, Nabi SAW melakukan sholat jenazah pada putrinya dan mengikuti jenazahnya ke Baqi’ sampai dia dimakamkan. Setelah Ruqayyah wafat, Umm Kalthum lalu diperistri oleh Utsman bin Affan.

Umm Kalthum meninggal dunia di Madinah pada tahun kesembilan Hijriyah. Saat ia wafat, Rasulullah SAW masih hidup dan disebutkan mensholati dan duduk di atas pemakamannya dengan air mata berlinang.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *