Ini Cara Zainab binti Umar Membangkitkan Syahwat Suaminya

 Ini Cara Zainab binti Umar Membangkitkan Syahwat Suaminya

Zainab binti Umar bin Salamah (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Dibutuhkan ketrampilan istri untuk membangkitkan syahwat suami sebagaimana yang dilakukan Zainab binti Umar bin Salamah. Ini sesuai dengan hadis Rasulullah Saw yang diriwayatkan dari Anas Ra:

“Sebaik-baiknya istri kamu ialah yang menjaga diri lagi pandai membangkitkan syahwat, (yakni) keras menjaga kehormatan kemaluannya, pandai membangkitkan syahwat suaminya.” (HR ad-Dailami)

Hadis ini bisa dijelaskan lewat kisah Abdullah bin Rabi’ah, suami Zainab binti Umar bin Salamah. Abdullah adalah sosok terkenal dari kalangan orang Quraisy yang baik dan selalu menjaga kehormatan dirinya.

Meski demikian, dia memiliki masalah dalam organ reproduksinya. Pernikahannya dengan perempuan hanya terjadi beberapa waktu. Istrinya lari darinya dan kembali ke keluarganya.

Zainab binti Umar bin Salamah pernah bertanya: “Mengapa para wanita lari dari anak pamannya?”

Ada yang menjawab, “Karena wanita-wanita yang pernah menjadi istrinya tidak mampu membuatnya melakukan tugas sebagai seorang suami.”

Zainab kemudian berkata: “Tak ada yang menghalangiku untuk membuatnya bangkit. Demi Allah, saya adalah wanita yang berperawakan besar dan bergairah.”

Membuang Rasa Malu dengan Suaminya

Singkat cerita, Zainab pun menikahi Abdullah bin Rabi’ah. Dia selalu sabar dalam meladeni suaminya. Akhirnya, mereka dikaruniai enam orang anak.

Dilansir dari Republika.co.id, Ustaz Fauzil Adhim mengatakan bahwa kisah Abdullah bin Rabi’ah dengan Zainab memberi pelajaran menarik. Impotensi yang diderita seorang lelaki ternyata bisa tersembuhkan berkat istri yang bergairah dan pandai membangkitkan gairah seks suaminya.

Abduulah bin Rabi’ah bukan sekadar sembuh dari impotensinya melainkan berhasil memiliki enam anak. Istri yang mengenal suaminya insya Allah akan mampu membangkitkan syahwat suaminya sehingga lebih puas ketika berjima’.

Untuk membangkitkan gairah suaminya, istri harus membuang rasa malu saat berada berdua bersama suami.

Imam Muhammad Al-Baqir menjelaskan: ”Wanita yang terbaik diantara kamu adalah yang membuang perisai malu ketika ia membuka bajunya untuk suaminya dan memasang perisai malu ketika berpakaian lagi.”

Istri pun hendaknya tidak menjadi mitra yang pasif saat sedang berjima. Istri hendaknya memainkan peran aktif. Mengutip Ibnu Qutaybah, “Semakin besar gairah seorang wanita maka sebagian besar pula gairah laki-laki kepadanya.”

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *