Dear Wirda Mansur, Bersedekahlah Tanpa Mengurusi SOP Tuhan
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Tidak bosan-bosan rupanya sosok Wirda Mansur yang merupakan putri sulung dari Ustaz Yusuf Mansur menjadi sorotan netizen Indonesia.
Setelah sempat meramaikan publik karena mengklaim dirinya kuliah di empat kampus, kini kembali menghebohkan jagad dunia maya dengan pernyataannya yang baru mendapatkan mobil mewah setelah bersedekah.
Berdasarkan salah satu unggahan video reels di Instagram @lambe_turah, Wirda merasa BMW seri lima itu adalah sebuah keajaiban.
Pasalnya mobil mewah tersebut adalah impiannya sedari lama, akhir-akhir ini ia sering melihatnnya di Instagram dan sampai test drive di showroom.
Menurutnya dengan kekuatan doa, baca sholawat serta bersedekah, mobil BMW seri lima tersebut bisa digenggamannya dengan mudah.
Wirda mengaku beberapa minggu lalu sebelum mendapatkan mobil tersebut dia bersedekah kurang lebih sebanyak 200 juta.
Dia yakin ketika kita sudah bersedekah kepada orang lain, Allah akan menggantinya lebih bahkan dikali 700 lipat.
“Gue pengen punya mobil harga Rp1,4 miliar, paling enggak harus sedekah Rp140 juta, tapi gue sedekah Rp200 juta” jelasnya.
Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Wirda Mansur soal keajaiban sedekah itu benar.
Hal tersebut diungkapkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 261, Allah Swt telah menjanjikan ganjaran bagi hamba-Nya yang sukar bersedekah. Berikut ini ayatnya:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji.
Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah ayat 261)
Namun yang keliru dari Wirda adalah soal tujuan sedekah yang seolah-olah agar mendapatkan nilai lebih berupa material dari jumlah yang diberikan kepada orang lain.
Padahal tujuan sedekah adalah memberikan hak-hak kelompok marginal, di mana orang-orang seperti Wirda harus menjadi perpanjangan hidup mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tidak hanya Wirda, pemahaman seperti ini melekat juga di kalangan masyarakat lain.
Tak dipungkiri, banyak dari masyarakat melakukan sedekah tanpa merasa takut kekurangan, karena keyakinan bahwa Tuhan akan memberikan yang lebih besar.
Jadi pemaknaan balasan dari Tuhan sering diinterpretasi pada hal-hal yang berupa apa yang diberikan oleh manusia, baik itu berupa uang atau barang, padahal tidak terbatas oleh itu.
Ganjaran sedekah yang dijanjikan oleh Allah bisa dimaknai secara luas, tidak dibatasi oleh urusan kekayaan duniawi.
Bisa saja berupa kesehatan, dilancarkan urusannya, diselamatkan dari bahaya, ditentramkan hatinya atau menjadi penolong kelak di akhirat.
Rasanya jika kita menilai kenikmatan Allah hanya sebatas urusan material saja, bukankah itu sangat tidak bijak?
Gus Mus: Bersedekah Tidak Harus Berupa Harta Benda
Gus Mus yang merupakan pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang ini menyampaikan bahwa sedekah itu tidak harus berupa harta benda.
Keterangan tersebut didapatkan dari ungguhan Youtube GusMus Channel.
Menurut Gus Mus sedekah dapat berupa non tunai juga, seperti membantu seseorang yang kesulitan untuk naik kendaraan, membantu menaikkan barang-barang seseorang ke atas kendaraan, memegang sepeda motor ketika pemiliknya sedang menaikkan barang-barang ke sepeda motor, bahkan mengucapkan kata-kata baik, apa lagi berupa nasihat dan masih banyak lagi.
Dear Wirda, Bersedekahlah Tanpa Mengurusi SOP Tuhan
Yang keliru dari Wirda juga terkait balasan dari sedekah itu sendiri, stantement yang dia berikan mengenai “Gue pengen punya mobil harga Rp1,4 miliar, paling enggak harus sedekah Rp140 juta” seakan-akan manusia mencampuri urusan Tuhan dalam memberikan ganjaran sedekah.
Padahal menurut Cak Nun, seorang tokoh intelektual Muslim Indonesia, mengatakan memang betul Allah menjanjikan kelipatan 700 kepada mereka yang bersedekah.
Namun karena ini firman Allah, maka hanya Allah yang berhak menentukan siapa yang layak mendapatkan ganjaran tersebut.
Karena manusia adalah makhluk yang terbatas, untuk itu seharusnya tidak mencampuri urusan SOP-nya Allah.
Menurut Cak Nun, balasan 700 kali lipat tersebut bisa dikatakan idiom untuk mendefinisikan dan menjelaskan kepada manusia yang terbatas tentang betapa pemurahnya Allah SWT, bukan secara teknis, fisik dan material.
Pada intinya, statemeni mengenai sedekah akan diganti menjadi berlipat-lipat oleh Allah SWT tidaklah salah.
Sesuai janji Allah, setiap uang yang dikeluarkan untuk sedekah kelak dilipatgandakan.
Tetapi manusia hanya perlu berserah pada Allah tanpa perlu memikirkan balasan.
Entah Allah akan mengganti di dunia atau pun di akhirat, semua itu kembali lagi pada ketentuan dari Yang Maha Kuasa. []