Alquran dan Orang Kafir

 Alquran dan Orang Kafir

Membincang Perihal Tarek (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Alquran menjadi salah satu media penyampai pesan dari Allah SWT. kepada hamba-hamba-Nya. Maka tidak heran apabila ayat-ayat suci Alquran itu memiliki keindahan dalam setiap rangkaiannya sebab Dia sendiri menyukai keindahan.

Hal ini telah banyak dibuktikan sebagian besar non-muslim hingga mereka menjadi mualaf. Alkisah, suatu ketika orang-orang kafir mendengar Rasulullah Saw melantunkan ayat suci Alquran.

Orang-orang kafir tersebut terpesona dan mengakui keindahan rangkaian kalimat dalam Alquran. Mereka kemudian memilih untuk menutup kedua telinganya karena takut terpengaruh dengannya.

Dikutip dari Republika, Thufail bin Amr lalu mendatangi sumber suara itu dan berkata, “Pada saat aku masih kafir, aku sempat menutup kedua telingaku dengan kapas, ketika aku mendekati Rasulullah dan beliau memulai membaca Alquran. Lalu aku pun berkata pada diriku sendiri, ‘Sungguh menakjubkan sekali’ Aku adalah seorang penyair dan sastrawan, tapi mengapa aku tidak mendengar ucapannya sehingga aku dapat menikmati keindahan kata-katanya, atau paling tidak aku mengetahui bahwa kata-katanya adalah sihir’?

***

Thufail berkata, ‘Aku masih ragu, lantas aku mengambil kapas yang aku taruh di telingaku dan membuangnya. Setelah itu, dengan leluasa aku dapat mendengarkan bacaan Muhammad. Kemudian aku mendatangi beliau dan berucap, “Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu annaka Rasulullah.” (Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan-Nya).” (Lihat, Bidayah wa An-Nihayah).

Jabir bin Muth’im salah seorang pembesar kota Makkah telah berjanji tidak akan mendengarkan bacaan Alquran. Tapi, pada saat Allah SWT. menginginkan ia terbebas dari neraka, Allah pun menunjukkan jalan kepadanya.

Suatu ketika dia mendengarkan bacaan Alquran dari Rasulullah Saw  dengan suara yang melengking di saat beliau sedang melaksanakan sholat Magrib.

وَالطُّوۡرِۙ, وَكِتٰبٍ مَّسۡطُوۡرٍۙ, فِىۡ رَقٍّ مَّنۡشُوۡرٍۙ, وَالۡبَيۡتِ الۡمَعۡمُوۡرِۙ, وَالسَّقۡفِ الۡمَرۡفُوۡعِۙ‏

“Demi bukit. Dan kitab yang ditulis, pada lembaran yang terbuka. Dan demi Baitul Ma’mur . Dan atap yang ditinggikan (langit) …” (QS Ath Thur ayat satu sampai akhir ayat)

Jabir berkata, “Hatiku bergetar hebat hingga seakan-akan aku terbang ke angkasa”. Seketika itu, Jabir menyatakan dirinya masuk ke dalam agama Islam.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *