Adakah Orang yang Sudah Mati Hidup Lagi?

 Adakah Orang yang Sudah Mati Hidup Lagi?

Benarkah Perempuan Dilarang Ziarah Kubur Baqi’ dan Ma’la? (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Banyak penulis kitab Sirah Nabawiyah menyebutkan bahwa tema besar dakwah Nabi SAW ketika masih di Mekkah pada masalah aqidah.

Dan biasanya yang dicontohkan adalah kasus banyaknya berhala yang disembah. Itu memang fakta yang unik. Soalnya mereka punya koleksi sampai 360 berhala.

Namun bila kita baca ayat-ayat Al-Quran yang turun di Mekkah, ternyata tema aqidah yang diangkat bukan semata urusan syirik menyekutukan Allah.

Tetapi juga mencakup keingkaran mereka kepada rukun iman yang kelima, yaitu masalah iman kepada hari akhir.
Perhatikan tema surat-surat pada juz 30 (juz ‘amma).

Ada banyak tema terkait kepastian adanya hari kiamat. Ada surat An-Naba’, surat At-Takwir, surat Al-Infithar, surat Al-Insyiqaq, surat Al-Ghasyiyah, surat Az-Zalzalah, surat Al-Qari’ah dan lainnya.

Sementara kaum musyrikin Mekkah menolak mentah-mentah paham yang meyakini akan datangnya kiamat.

Mereka tidak percaya kalau Allah tuhan yang mereka sembah itu pada akhirnya akan menghancurkan alam semesta, ciptaan-Nya sendiri.

Mereka juga menolak bahwa setelah itu semua makhluk dihidupkan kembali, lalu dikumpulkan di Mahsyar.

Mereka juga tidak percaya adanya surga dan neraka. Jangankan sejauh itu, bahkan mereka pun tidak percaya kalau orang yang sudah mati itu sebenarnya hidup di alam barzakh.

Dan alam barzakh itu bagian dari akhirat juga. Kematian bagi mereka adalah akhir dari segalanya.

Logika mereka mengatakan bahwa begitu orang mati dikubur, maka dia membusuk, lalu berubah jadi tanah.

Dan semua selesai. Tidak ada konsep akhirat dalam kepala mereka.

Buktinya belum ada satupun teman mereka yang mati lalu hidup lagi. Pokoknya mati jadi tanah dan selesai sudah.

Maka salah satu tantangan bagi Nabi SAW adalah bagaimana mengubah persepsi bangsa Arab yang terlanjur jadi doktrin.

Maklum saja, selama ini memang tidak pernah ada dakwah samawi di tengah negeri mereka.

Boleh dibilang sepeninggal Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, nyaris 26 abad lamanya mereka tidak dapat informasi tentang kehidupan pasca kematian.

Wajar kalau mereka tidak percaya semua itu.

Di masa kini paham anti akhirat ini ternyata banyak juga dianut. Mereka masih percaya tuhan itu ada, tapi tidak percaya bahwa setelah kehidupan jilid pertama ini, masih ada kehidupan jilid-jilid berikutnya.

Mereka bertuhan dan beragama, tapi inkar adanya hari akhir, dimana semua manusia yang sudah mati kemudian dihidupkan kembali dan dikumpulkan di Padang Mahsyar.

Ternyata tema aqidah tidak hanya melulu urusan ketuhanan, rububiyah, uluhiyah dan asma wa shifar. Tidak hanya urusan syirik menyembah berhala semata.

Makanya Nabi SAW seringkali bersabda : Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir. []

Ahmad Sarwat

Pendiri Rumah Fiqih Indonesia

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *