Raih Suara Terbanyak dalam Muktamar, Ini Profil Gus Yahya
HIDAYATUNA.COM – Penghitungan suara bakal calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama(PBNU) periode 2021-2026 telah selesai dilakukan. Gus Yahya, sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf itu meraih suara terbanyak yaitu 327 suara. Sementara KH Said Aqil Siradj berada di posisi kedua dengan perolehan suara sebanyak 205 suara.
Pemilihan ketua umum PBNU ini berlangsung saat Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke 34 di Lampung, Jumat (24/12/2021). Ada lima nama yang dicalonkan sebagai ketua PBNU, di antaranya KH. Yahya Cholil Staquf, KH. Said Aqil Siradj, KH. As’ad Said Ali, KH. Marzuki Mustamar dan Ramadhan Buayo.
Dari hasil perhitungan suara bakal calon Ketum PBNU di Muktamar Nu ke 34 itu telah terpilih dua calon Ketum PBNU. Adalah KH Yahya Cholil Staquf dan KH Said Aqil Siradj.
Pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) berlanjut ke putaran kedua. Gus Yahya pun maju di babak kedua dan bersaing dengan Kiai Said Aqil Siradj sebagai petahana.
Unggul dengan Suara Terbanyak
Berdasarkan hasil perhitungan bakal calon, Gus Yahya mendapatkan 327 suara dan Said Aqil mendapatkan 203 suara. Baik Said Aqil dan Gus Yahya pun bersedia untuk mengikuti proses pemungutan suara putaran kedua.
“Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi calon ketua umum Pengurus Besar NU,” ujarnya seperti dikutip dari suara.com, Jumat (23/12/2021).
Said Aqil juga menunjukkan kesediaannya untuk maju sebagai calon ketua umum PBNU pada proses pemilihan ketua umum PBNU berikutnya.
Setelah ditetapkan sebagai peraih suara terbanyak dalam Muktamar NU, atas pemilihan ketua umum PBNU, Gus Yahya mendatang akan dilantik secara resmi.
Dari Santri untuk Masyarakat
Gus Yahya lahir di Rembang, 16 Februari 1966 silam, ia juga merupakan kakak dari Menteri Agama, KH. Yaqut Cholil Qoumas. Di kalangan santri, ia dikenal sebagai tokoh NU, ia menjabat sebagai Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ayahnya, KH. Muhammad Cholil Bisri adalah salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan ibunya bernama Muchisnah. KH Yahya Cholil Staquf juga merupakan keponakan dari Pengasuh Pondok Raudlatut Thalibin, KH Mustofa Bisri atau Gus Mus.
Sejak kecil, dirinya sudah tidak asing dengan pesantren karena memang latar belakang kehidupannya di lingkungan agama. Ia juga sempat menjadi murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Gadjah Mada sebagai salah satu mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Selain itu dirinya juga pernah menjadi pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah.
Rekam Jejak di Kancah Politik
Gus Yahya dalam dunia perpolitikan sempat menjabat Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) hingga 2019. Jauh sebelumnya, KH Yahya Cholil Staquf adalah juru bicara Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Dibalik prestasinya yang mentereng, nama Yahya Cholil Staquf sempat menuai kontroversi lantaran dirinya memenuhi undangan untuk pergi ke Israel. Undangan itu dilayangkan American Jewish Committee (AJC) Global Forum pada 2018 lalu.
Bagi sebagian kalangan, langkah tersebut dianggap tidak selaras dengan komitmen terhadap kemerdekaan Palestina. Meski begitu, Sekretaris Jenderal dalam rangka mewujudkan kemerdekaan Palestina lewat diplomasi segala cara.
Terkait kabar dirinya yang maju sebagai calon ketua umum PBNU, Gus Yahya mengatakan bahwa dirinya telah mengantongi dukungan dari Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur. Ia juga mendapatkan dukungan mayoritas dari pengurus cabang NU (PCNU) dan pengurus wilayah NU (PWNU).
Itulah profil Gus Yahya, peraih suara terbanyak dalam Muktamar NU atas pemilihan ketua umum PBNU di Lampung, Jumat (23/12/2021). Semoga beliau amanah menjalankan jabatan yang diemban untuk masyarakat.
Diolah dari berbagai sumber