PBNU: Penggunaan Hijab Tak Kurangi Estetika dan Kekompakan Paskibraka
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketua PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) merespon larangan hijab bagi para Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) yang dikhususkan untuk IKN.
Menurut Gus Fahrur, permintaan melepas hijab saat upacara pengibaran bendera dinilai sebagai langkah yang keliru.
Pasalnya kata dia, penggunaan hijab tidak mengurangi estetika dan kekompakan Paskibraka.
“Penggunaan hijab tidak mengurangi estetika dan kekompakan Paskibraka. Seharusnya penggunaan hijab bukan halangan untuk berkreasi dan berprestasi,” kata Gus Fahrur dikuti Kamis (15/8/2024).
Untuk itu dirinya meminta kebijakan larangan mengenakan hijab saat pengibaran bendera harus dikoreksi. Ia berpandangan kebebasan beragama mutlak harus dihormati.
“Saya kira harus dikoreksi peraturan itu. Kebebasan beragama mutlak harus dihormati,” jelasnya.
Gus Fahrur juga meminta BPIP agar bersikap terbuka atas kebijakan kontroversialnya tersebut. Menurutnya, kebijakan BPIP itu lucu dan menyalahi demokrasi.
“BPIP harus berpikiran lebih terbuka dan demokratis. Peraturan itu lucu,” ungkapnya.
Sebelumnya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis menanggapi hal serupa.
Ia menilai kebijakan larangan hijab tidak mencerminkan spirit Pancasila.
“Ini tidak pancasilais. Bagaimanpun Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak melaksanakan ajaran agama,” kata Cholil Nafis melalui akun X pribadinya @cholilnafis.
Untuk itu, dirinya mendesak agar larangan penggunaan jilbab saat pengibaran bendera segera dicabut.
Jika itu tetap tidak diindahkan, ia mengintruksikan bagi paskibraka perempuan yang diminta melepas jilbab untuk meninggalkannya.
“Cabut arahan larangan berjilbab bagi paskibraka, atau pulang aja adik-adik yang berjilbab jika dipaksa harus membuka jilbabnya,” tandasnya.[]