Pesan Ali bin Abi Thalib Pada Para Pencari Ilmu

 Pesan Ali bin Abi Thalib Pada Para Pencari Ilmu

Ali bin Abi Thalib (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Ali bin Abi Thalib adalah salah satu sahabat senior yang dijamin masuk surga. Ia merupakan pemuda pertama yang masuk Islam dan memiliki pengetahuan yang tinggi karena ilmunya didapat langsung dari rumahnya ilmu (Rasulullah).

Ali juga pemuda Islam yang berani tidur di tempat Rasulullah tidur. Ketika itu nabi ingin berhijrah, tetapi kemudian rumah Nabi dikepung oleh kaum Quraisy. Untuk mengelabui kaum kafir, maka Rasulullah menyuruh Ali untuk menggantikannya tidur di tempat biasanya.

Ali kemudian menikah dengan Fatimah binti Muhammad. Dari pernikahan inilah kemudian lahir dua cucu nabi, yang kemudian oleh nabi dikatakan sebagai anaknya sendiri. Dari kedua cucu nabi, yakni Hasan dan Husain kemudian tersebarlah semua keturunan nabi hingga ke seluruh negara di dunia.

Ali bin Abi Thalib juga termasuk dalam Khulafaur Rasyidin, golongan pemimpin yang diberikan petunjuk oleh Tuhan yang Esa. Tidak hanya dibidang itu, Ali bin Abi Thalib juga dikenal sebagai sumbernya ilmu nahwu dan balaghah. Sebab jika di tarik kedua penemu ilmu tersebut masih bersambung sanadnya kepada Ali bin Abi Thalib.

Ali bin Abi Thalib lahir di dalam ka’bah

Siapa yang tidak mengenal ka’bah, bangunan yang ada di masjidil haram. Menjadi pusat untuk beribadah bagi umat Islam seluruh dunia. Dan Ali bin Abi Thalib adalah pemuda yang lahir di dalamnya, hal ini menandakan keutamaannya ketika dewasa.

Orang Tuanya bernama Abu Thalib bin muthalib, pemuka kaum quraisy. Dan menjadi pemimpin bani Hasyim. Sejak kecil Ali sudah ikut dengan nabi SAW. Bahkan nama Ali adalah berasal dari pemberian Nabi Muhammad.

Semua perilaku Ali bin Abi Thalib hampir sama persis dengan Nabi Muhammad SAW. Sejak kecil berada di lingkungan yang terbaik, menjadikan Ali memiliki sikap sebagaimana orang alim bersikap.

Di Beberapa kesempatan Ali bin Abi Thalib menjadi salah satu juru tulis Nabi Muhammad, untuk menuliskan surat atau apapun. Puncaknya ali kemudian diambil menantu oleh Nabi Muhammad, menikah dengan fatimah. Keistimewaan Ali kemudian bertambah besar, karena menjadi suami dari putri kesayangan nabi Muhammad.

Sebagaimana diatas, Ali bin Abi Thalib lahir dengan istimewa. Beliau lahir didalam ka’bah, sejak umur sekitar 6 tahun sudah dititipkan pada Nabi Muhammad, berada dilingkungan yang baik. Maka tidak heran jika Ali bin Abi Thalib tumbuh menjadi pemuda yang baik dan berpengetahuan luas.

Ali bin Abi Thalib selalu mengajarkan pada manusia untuk belajar. Kesempatan untuk menjadi berpengetahuan luas tidak hanya pada lingkungan serta didikan yang baik, tanpa adanya kemauan kuat dari dalam diri tentu Ali bin Abi Thalib tidak bisa menjadi yang sekarang ini.

Ali bin Abi Thalib dan pesan untuk pencari ilmu

Nabi Muhammad pernah berkata, bahwa nabi adalah rumahnya ilmu, kemudian pintu dari rumah itu adalah Ali bin Abi Thalib. Itu menggambarkan bahwa Ali adalah orang yang berilmu, penggambaran jika ingin berilmu maka harus lewat dahulu pada Ali bin Abi Thalib.

Sebagai pintunya ilmu maka Ali bin Abi Thalib memiliki beberapa syarat untuk bisa menjadi manusia yang memiliki ilmu tinggi. Dalam beberapa kisah, ada 6 syarat yang harus dilakukan bagi pencari ilmu untuk bisa menjadi manusia yang berilmu tinggi.

Pertama seorang yang mencari ilmu harus cerdas, artinya cerdas untuk memanfaatkan segala hal agar bisa menambah keilmuannya. Jika seorang sudah dibekali dengan sifat cerdas dalam arti kuat hafalan dan lainnya, maka itu menjadi nilai plus pada dirinya.

Tetapi ketika belum memiliki sifat cerdas itu maka usahakan dengan keras. Bekerja keras dengan sungguh-sungguh agar memiliki pemahaman keilmuan yang tinggi.

Kedua adalah rakus pada ilmu, ciri dari orang yang bakal memiliki ilmu yang tinggi adalah rasa rakusnya akan ilmu pengetahuan. Dalam arti mereka akan selalu bertanya-tanya perihal apapun yang tidak mereka tahu, dan tidak akan berhenti mencari jawaban hingga menemukannya.

Ketiga bersabar, seorang yang sedang mencari ilmu wajib untuk bersabar. Artinya jangan sampai niatnya goyah hanya untuk kepentingan sesaat saja. Keempat adalah rela mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu hal yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari.

Kelima harus bergaul dengan orang yang berilmu. Ini memberikan manfaat yang cukup besar karena akan lebih banyak waktu untuk belajar dan berdiskusi bersama orang berilmu. Dengan orang berilmu maka pikiran kita akan selalu bersemangat mencari ilmu.

Dan terakhir adalah meluangkan waktu yang banyak, pencari ilmu tidak akan mendapatkan sebuah ilmu jika mereka tidak mau meluangkan waktu.

Lohanna Wibbi Assiddi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *