Menag Ajak Penceramah Sampaikan Ceramah yang Santun
HIDAYATUNA.COM, Jakarta — Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak para penceramah untuk memberikan ceramah yang santun. Sejuk tanpa ada nada hinaan dan provokatif agar tidak ada pihak yang tersinggung.
Hal itu disampaikan Yaqut setelah adanya ceramah provokatif yang dilakukan ustadz Pondok Pesantren As-Sunnah, Aikmel, Lombok Timur. Demikian, beberapa pihak tidak terima, kemudian terjadi perusakan pesantren, pada Ahad (2/1) lalu.
Yaqut mengingatkan bahwa para penceramah agar mengedepankan cara-cara yang santun dan tanpa memprovokasi jemaah. Menurutnya, tindakan provokasi akan dapat memancing emosi publik. Para penceramah harus menjunjung tinggi sikap saling menghormati dan menghargai.
“Ceramah harus disampaikan dengan hikmah dan mauidhah hasanah. Bukan dengan cara-cara menghina dan memprovokasi. Hal itu bukan mengundang simpati, tapi emosi,” kata Yaqut dilansir dari laman resmi Kemenag, Selasa (4/1/2022).
Selian itu, Yaqut juga meminta semua pihak untuk menahan diri dan mendorong agar kasus ini segera dituntaskan. Ia juga mengecam tindakan perusakan pesantren tersebut.
Dirinya menyesalkan terjadinya perusakan pesantren. “Tindakan sekelompok orang yang main hakim sendiri merusak pesantren dan harta benda milik orang lain tidak bisa dibenarkan dan jelas merupakan pelanggaran hukum,” tegasnya.
Peristiwa perusakan diduga dipicu oleh viralnya ceramah ustadz dari Ponpes As-Sunnah yang mengatakan Makam Selaparang, Sukarbela, Alibatu tain basong (kotoran anjing).
Yaqut meminta aparat keamanan untuk mengusut kasus ini sesuai aturan hukum yang berlaku. Di sisi lain, dirinya juga berharap masyarakat setempat tetap tenang tidak terpancing dengan aksi tersebut.
“Kemenag setempat diminta untuk segera melakukan langkah-langkah proaktif agar kasus ini segera tuntas dan kedamaian di Lombok Timur tercipta lagi,” jelasnya.