Kisah Nabi Muhammad SAW dan Orang Kafir
HIDAYATUNA.COM – Sepanjang hidupnya, Nabi Muhammad SAW pernah hidup di tengah-tengah orang kafir. Bahkan pernah,suatu ketika tak ada satu pun yang memeluk Islam, yaitu ketika wahyu baru pertama kali diturunkan.
Saat itu keluar dari gua Hiro, Nabi Muhammad SAW berjalan ketakutan, sendirian. Beliau baru saja diangkat jadi orang pertama yang muslim.
Untunglah segera istrinya Khadijah masuk Islam, disusul oleh Ali bin Abi Thalib sepupunya yang masih bocah juga masuk Islam. Lalu teman dekat sekali, yaitu Abu Bakar masuk Islam.
Bayangkan situasinya, saat itu baru ada 3 orang yang masuk Islam dan selebihnya masih kafir. Memang beberapa orang kemudian ada juga yang menyatakan masuk Islam, namun jumlah mereka tidak banyak.
Malahan sampai 3 tahun kemudian, jumlah mereka masih segitu-segitu saja, tiga puluhan dan stagnan. Tidak terlalu banyak orang yang tertarik masuk Islam di masa awal dakwah.
Kalau ternyata 20 tahun kemudian jumlah pemeluk Islam mencapai 124.000 orang, maka itu memang angka yang luar biasa. Lalu apa rahasia di balik kesuksesan Nabi Muhammad SAW berdakwah di tengah orang kafir?
Pastinya beliau serius menyebarkan informasi tentang Islam. Semua usaha dan peluang tidak pernah disia-siakan. Ada begitu banyak pendekatan dan terobosan yang beliau lakukan. Semua itu tidak mudah, penuh kucuran keringat, bahkan derai air mata, kalau perlu juga tetesan anyir darah.
***
Akhirnya semua cita-cita serta impian Beliau SAW tercapai sudah. Sedunia ini pemeluk Islam sudah sangat besar, angkanya mendekati 1,8 milyar. Terdiri dari banyak bangsa, ras, nasionaliti, bahkan berbagai aliran politik lokal.
Pemeluk Islam itu bisa saja berada pada banyak kubu politik yang saling berseberangan. Namun pada dasarnya semua tetap cinta pada Nabi SAW dan jadi pengikut setia sehingga menjadi aneh kalau mereka bertikai sambil saling tuduh kafir. Enak saja main tuduh kafir sesama pemeluk Islam, padahal Nabi SAW susah payah mengislamkan mereka.
Lha ini kok malah sukanya mengkafir-kafirkan. Kalau sampai ketahuan kayak gitu oleh Nabi SAW, pasti Beliau kecewa. Orang kafir saja diajak masuk Islam, lha kok yang sudah Islam malah dikafir-kafirkan.
Buat Nabi SAW, ada orang kafir depan mata, perlu diajak baik-baik masuk Islam. Tentu bukan dengan jalan dipaksa, sebab orang kafir yang masuk Islam hanya karena terpaksa, ujung-ujungnya cuma bikin susah. Gampang murtad dan menyerang dari belakang.
Maka Nabi SAW selalu berbuat baik meski dengan orang kafir sekali pun. Kalau nggak percaya, coba bandingkan antara keadaan baru diangkat jadi Nabi dengan menjelang wafat.
***
Bayangkan segitu banyaknya shahabat, padahal dulunya semua kafir. Yang Islam sejak awal hanya Khadijah, Ali dan Abu Bakar.
Seandainya sejak awal dakwah Nabi SAW hanya memerangi orang kafir, boleh jadi ketika menghembuskan nafas terakhir, yang muslim cuma 2 orang. Tinggal Abu Bakar dan Ali. Soalnya Khadijah sudah wafat.
Model pemikiran yang hobi suka mengkafir-kafirkan sesama muslim, barangkali ingin bernostalgia saat-saat awal Nabi SAW baru menerima wahyu. Mereka ingin merasakan bagaimana jadi muslim cuma bertiga doang.
Untungnya Nabi SAW itu kerjaannya bukan semata-mata memerangi orang kafir, tapi lebih banyak mengajak orang kafir masuk Islam secara suka rela. Pokoknya gimana caranya mereka tertarik pada Islam.
Hampir semua shahabat ridwanullahi alaihim dulunya pernah jadi orang kafir. Namun begitu terkena sentuhan dakwah, mereka pun masuk Islam dengan suka rela dan senang hati. Bukan malah ketakutan karena diancam-ancam mau disembelih.