Nabi dan Para Sahabat Bersyair

 Nabi dan Para Sahabat Bersyair

Selayang Pandang Imam Ashim Sang Ulama Qira’ah Sab’ah

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Untuk menjawab tulisan singkat seorang ustaz salafi ini akan saya jelaskan:

Pertama, kutipan hadis tersebut secara makna memang sama dengan riwayat Bukhari tapi redaksinya ada sedikit berbeda.

Berikut yang terdapat dalam riwayat Imam Bukhari:

«ﻷﻥ ﻳﻤﺘﻠﺊ ﺟﻮﻑ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻗﻴﺤﺎ ﺧﻴﺮ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺃﻥ ﻳﻤﺘﻠﺊ ﺷﻌﺮا»

Kedua, tidak semua bentuk syair dilarang. Terbukti Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersyair:

وَاللهِ لَوْلاَ أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا  وَلاَ تَصَدَّقْنَا وَلاَ صَلَّيْنَا

فَأَنْزِلَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا  إِنَّ الأُلَى قَدْ أَبَوْا عَلَيْنَا

وَيَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ

Artinya: “Rasulullah mengeraskan suaranya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Demikian pula saat para Sahabat Muhajirin dan Anshar menggali tanah di sekitar Madinah, mereka bersyair:

نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدًا  عَلَى الإِسْلاَمِ مَا بَقِينَا أَبَدًا

Artinya: “Kami adalah orang yang berbaiat kepada Muhammad di atas Islam selamanya, selama kami ada.”

Kemudian Rasulullah menjawab dengan doa syair yang bersajak:

اللَّهُمَّ إِنَّ الْخَيْرَ خَيْرُ الآخِرَهْ  فَاغْفِرْ لِلأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَهْ

Artinya:

“Ya Allah, sesungguhnya kebaikan adalah kebaikan akhirat maka ampunilah sahabat Ansor dan Muhajirin.” (HR. al-Bukhari No 2835 dan Muslim No 4777)

Apakah sahabat suka bersyair? Berikut jawaban hadisnya:

ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﺳﻤﺮﺓ، ﻗﺎﻝ: «ﺟﺎﻟﺴﺖ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻣﺎﺋﺔ ﻣﺮﺓ، ﻓﻜﺎﻥ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻳﺘﻨﺎﺷﺪﻭﻥ اﻟﺸﻌﺮ، ﻭﻳﺘﺬاﻛﺮﻭﻥ ﺃﺷﻴﺎء ﻣﻦ ﺃﻣﺮ اﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻭﻫﻮ ﺳﺎﻛﺖ، ﻓﺮﺑﻤﺎ ﻳﺘﺒﺴﻢ ﻣﻌﻬﻢ»

Artinya:

“Jabir bin Samurah berkata: “Saya menemani duduk Rasulullah shalallahu alaihi wasallam lebih 100 kali. Para Sahabat menyanyikan syair dan menyebutkan cerita di masa Jahiliah. Nabi diam dan terkadang tersenyum bersama mereka.” (HR. Tirmidzi) []

Ma'ruf Khozin

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *