Kiai Ma’ruf Amin Jabarkan Tiga Konsep Ukhuwah NU

 Kiai Ma’ruf Amin Jabarkan Tiga Konsep Ukhuwah NU

Kiai Ma’ruf Amin Jabarkan Tiga Konsep Ukhuwah NU (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Wakil Presiden (Wapres) RI, KH Ma’ruf Amin berharap Nahdlatul Ulama (NU) dapat menyelesaikan konflik yang terjadi diberbagai belahan dunia.

Mengingat banyak negara seperti Timur Tengah, Eropa, bahkan di India dan negara lain sedang terjadi kemelut perpecahan. Maka dari itu Kiai Ma’ruf berharap NU dapat memecahkan masalah dan memberikan solusi terbaik untuk menghentikan konflik berkepanjangan tersebut.

“Banyak pihak yang menaruh harapan besar terhadap peran Nahdlatul Ulama ke depan dalam memberikan kontribusi, baik di tingkat nasional, pada kehidupan kita berbangsa, bermasyarakat, maupun perannya di tingkat global,” kata Kiai Ma’ruf, Kamis malam (17/2/2022).

Ia menuturkan, warga dunia saat ini memerlukan gagasan dan pikiran yang jernih untuk membenahi berbagai konflik di tingkat global. Ia menyebutkan, berbagai cara penyelesaian telah ditempuh tetapi belum menemukan hasil.

“Melalui politik belum mencapai hasil, melalui militer akan menambah keramaian pertempuran,” ujar Mustasyar PBNU periode 2022-2027.

Menurutnya, salah satu yang sangat mungkin dilakukan sebagai upaya membenahi konflik global yang terjadi yakni melalui pendekatan kemanusiaan. Sebagaimana yang selama ini telah menjadi ajaran dalam Nahdlatul Ulama.

Kiai Ma’ruf menjabarkan NU memiliki ada tiga konsep yang pertama persaudaraan umat Islam. Kedua persaudaraan warga negara dan persaudaraan kemanusiaan.

“NU memiliki konsep tiga persaudaraan yang salah satunya adalah tentang kemanusiaan. Ketiganya itu adalah ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah,” jelasnya.

Dari konsep tersebut, dirinya berharap agar Nahdlatul Ulama mampu menjadi salah satu pihak yang bisa menyelesaikan konflik, serta membangun dunia baru yang lebih damai.

Karena itu, Kiai Ma’ruf mengharapkan agar NU perlu segera mengonversi berbagai potensi yang dimiliki menjadi sebuah kekuatan, sehingga NU menjadi lokomotif gerakan dan melakukan berbagai perbaikan untuk peradaban.

“NU harus bisa menjadi kekuatan lokomotif gerakan penting di berbagai sektor. Ini tantangan kita. Jangan sampai kita (NU) punya banyak potensi tetapi tidak bisa menjadi penggerak apa-apa,” tegasnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *