Khasiat Makanan Ber-topping Emas Menurut Medis dan Hukum Islam

 Khasiat Makanan Ber-topping Emas Menurut Medis dan Hukum Islam

Rajut Kebersamaan dan Rayakan Toleransi: Non-Muslim Turut Ikuti Buka Bersama di Inggris (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Memakan olahan yang mengandung emas edible gold dari sisi medis sama sekali tidak memiliki khasiat apa pun untuk tubuh. Sementara di dalam Islam sendiri, kita dianjurkan untuk memakan makanan yang baik lagi halal dan tak berlebihan.

Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al-Baqarah ayat 168 :

يٰاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ اِنَّه لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

Artinya : “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.”

Syekh Sulaiman bin Umar bin Muhammad Al-Bujairimi menjelaskan dalam kitab Hasyiyah al-Bujairami ala Al-Khatib. Sebagaimana dikutip oleh Bincangsyariah.com, boleh memakan makanan bertabur emas yang telah dilebur. Selama hal tersebut tidak menimbulkan efek negatif pada tubuh.

فَرْعٌ : وَقَعَ السُّؤَالُ عَنْ دَقِّ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَأَكْلِهِمَا مُفْرَدَيْنِ أَوْ مَعَ انْضِمَامِهِمَا لِغَيْرِهِمَا مِنْ الْأَدْوِيَةِ هَلْ يَجُوزُ ذَلِكَ كَغَيْرِهِ مِنْ سَائِرِ الْأَدْوِيَةِ أَمْ لَا يَجُوزُ لِمَا فِيهِ مِنْ إضَاعَةِ الْمَالِ ؟ فَأَجَبْت عَنْهُ بِقَوْلِي : إنَّ الظَّاهِرَ أَنْ يُقَالَ فِيهِ إنَّ الْجَوَازَ لَا شَكَّ فِيهِ حَيْثُ تَرَتَّبَ عَلَيْهِ نَفْعٌ ، بَلْ وَكَذَا إنْ لَمْ يَحْصُلْ مِنْهُ ذَلِكَ لِتَصْرِيحِهِمْ فِي الْأَطْعِمَةِ بِأَنَّ الْحِجَارَةَ وَنَحْوَهَا لَا يَحْرُمُ مِنْهَا إلَّا مَا أَضَرَّ بِالْبَدَنِ أَوْ الْعَقْلِ

وَأَمَّا تَعْلِيلُ الْحُرْمَةِ بِإِضَاعَةِ الْمَالِ فَمَمْنُوعٌ لِأَنَّ الْإِضَاعَةَ إنَّمَا تَحْرُمُ حَيْثُ لَمْ تَكُنْ لِغَرَضٍ وَمَا هُنَا لِقَصْدِ التَّدَاوِي وَصَرَّحُوا بِجَوَازِ التَّدَاوِي بِاللُّؤْلُؤِ فِي الِاكْتِحَالِ وَغَيْرِهِ ، وَرُبَّمَا زَادَتْ قِيمَتُهُ عَلَى الذَّهَبِ ع ش عَلَى م ر

Artinya : “Pada redaksi tersebut diawali dengan pertanyaan yang menanyakan perihal kebolehan memakan emas atau perak yang telah dilebur. Baik dimakan secara langsung atau digunakan sebagai campuran dan adanya unsur menyia-nyiakan harta. Dijawab oleh Syaikh Sulaiman bin Umar bin Muhammad Al-Bujairimi, bahwa secara dzohir hal tersebut boleh. Baik terdapat manfaat ketika memakannya ataupun tidak, selama tidak menimbulkan hal negatif pada tubuh. Mengenai soal menyia-nyiakan harta, selama memakan emas atau perak itu memiliki tujuan, seperti berobat atau sebagainya hal itu boleh-boleh saja.”

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *