Heboh Kristen Muhammadiyah, Begini Penjelasan Abdul Mu’ti

 Heboh Kristen Muhammadiyah, Begini Penjelasan Abdul Mu’ti

Heboh Kristen Muhammadiyah, Begini Penjelasan Abdul Mu’ti (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Belakangan istilah Kristen Muhammadiyah ramai di media sosial dan menjadi perbincangan.

Tak sedikit dari mereka secara liar mengartikan Kristen Muhammadiyah sebagai bentuk sinkretisme.

Di mana Kristen Muhammadiyah mencuat pasca diluncurkannya buku berjudul ‘Kristen Muhammadiyah: Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan’ pada Senin (22/5) lalu di Kantor Kemendikbudristek.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti melalui akun Facebooknya menjelaskan bahwa Kristen Muhammadiyah merupakan varian sosiologis yang menggambarkan para pemeluk Agama Kristen/Katolik yang bersimpati dan memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah.

“Mereka bukan anggota Muhammadiyah. Mereka tetap sebagai pemeluk Agama Kristen/Katolik yang teguh menjalankan ajaran agamanya,” tulis Abdul Mu’ti dilansir, Rabu (31/5/2023).

Mu’ti menegaskan bahwa istilah dalam judul Kristen Muhammadiyah bukanlah sinkretisme kepercayaan.

“Kristen Muhammadiyah bukanlah sinkretisme agama dimana seseorang mencampuradukkan ajaran Kristen/Katolik dengan Islam (Muhammadiyah),” jelasnya.

Istilah tersebut menurut Mu’ti merupakan kedekatan dan simpati Kristen kepada Muhammadiyah.

Karena pengalaman berinteraksi dengan warga dan pemahaman atas Muhammadiyah selama belajar di sekolah/lembaga pendidikan Muhammadiyah.

“Mereka tetap teguh menjadi pemeluk Kristen/Katolik karena selama belajar di sekolah/lembaga pendidikan Muhammadiyah mendapatkan pendidikan Agama Kristen/Katolik yang diajarkan oleh pendidik Agama Kristen/Katolik sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,” jelasnya.

Mu’ti menjelaskan, varian Kristen Muhammadiyah menunjukkan peranan pendidikan dalam membangun kerukunan antar umat beragama dan persatuan bangsa. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *