Gus Baha: Rahmatnya Allah Itu Ada Sebelum Kamu Minta

 Gus Baha: Rahmatnya Allah Itu Ada Sebelum Kamu Minta

Penjelasan Gus Baha Tentang Fenomena LGBT (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama alim asal Rembang Jawa Tengah, KH Bahauddin Nursalim atau akrab dikenal Gus Baha mengingatkan bahwa Rahmat Allah SWT itu sudah ada sebelum seorang hamba memintanya. Terpenting bagi seorang mukmin adalah bagaimana ia tetap menjaga imannya.

Sehingga Gus Baha melihat agak aneh ketika manusia berdoa secara berlebihan agar mendapatkan kebahagiaan. Pasalnya, kata Gus Baha rahmat Allah sidah diberikan sebelum seseorang itu banyak berbagai permintaan.

“Berdoa itu jarang-jarang (sekedarnya) saja, tapi yang penting menjaga iman.  Kita mendapatkan rahmatnya Allah jauh sebelum bisa berdoa. Itu menunjukkan bahwa semua hal dari Allah,” kata Gus Baha dalam potongan video yang diunggah akun Twitter Santri Gayeng dikutip Jumat (9/7/2021).

Gus Baha memberikan contoh lazimnya anak-anak, mereka tetap bisa bahagia dengan apa yang ada di hadapannya, tanpa harus meminta kebahagiaan. Namun mengapa kemudian setelah tua, seolah-olah untuk sekadar mendapatkan kebahagiaan manusia menjadi sulit.

Hal ini tak lain karena standar kebahagiaan dibikin sendiri oleh otak manusia. Mislanya haru memiliki rumah bagus, tabungan yang banyak dan lain sebagainya.

“Lazimnya anak-anak kecil kan biasa mainan kelereng, kadang berburu burung atau ayam. Pokonya main apa saja yang membuatnya senang. Padahal pada waktu mereka ya belum kenal Tuhan dan tidak pula berdoa meminta kebahagiaan,” jelasnya.

“Setelah tua, untuk bahagia saja itu banyak syaratnya.  Harus punya uang, harus punya istri yang nriman dan punya tetangga yang dermawan. Intinya banyak mintanya,” sambung Gus Baha.

Padahal ketika masih polos, lanjut Gus Baha, ia gampang gampang saja bahagia. Hal itu menunjukkan jika bahagia itu adalah anugerah Allah SWT.

“Makanya kalian jangan jadi PNS yang membuatmu kafir, jadi guru malah membuatmu kafir, atau setelah jadi pedagang malah menjadi kafir. Bukan kafir yang berarti non muslim, bukan. Tapi ya seperti itu tadi, sebelum kenal dagang sudah bisa bahagia, sebelum jadi PNS sudah bisa bahagia, zaman sebelum jadi mubalig juga sudah bisa bahagia,” jelasnya.

“La setelah jadi mubalig yang laris cuma di bulan Maulud,  sehingga sampai melontarkan, “selain bulan Maulud, hatiku sumpek banget.” Lah, itu apa-apaan. Rahmatnya Allah itu, jauh sebelum kamu minta, sudah diberi,” tandasnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *