Buntut Kasus Pembakaran Al-Qur’an di Swedia: Kelompok Houthi di Yaman Terapkan Larangan Impor

 Buntut Kasus Pembakaran Al-Qur’an di Swedia: Kelompok Houthi di Yaman Terapkan Larangan Impor

Aksi Solidaritas untuk Palestina: Pimpinan Muslim Boikot Kegiatan Buka Bersama di Houston, Texas (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yaman – Insiden pembakaran Al-Qur’an yang terjadi di Swedia pada Januari lalu berbuntut panjang. Kelompok Houthi Yaman menerapkan pelarangan impor akibat dari insiden tersebut.

Momentum pelarangan telah dibangun selama berbulan-bulan lalu, sejak insiden pembakaran Alquran sebelumnya pada bulan Januari lalu di Swedia.

Momentum pelarangan telah dibangun selama berbulan-bulan, sejak insiden pembakaran Alquran sebelumnya pada bulan Januari.

Dalam protes lanjutan terhadap pembakaran Alquran oleh seorang pria di Swedia pada akhir Juni lalu, gerakan Houthi Yaman telah menerapkan larangan impor Swedia, menurut TV Almasirah yang dikelola Houthi.

Menteri perdagangan Houthi, Muhammad Sharaf al-Mutahhar, mengatakan larangan itu mulai berlaku Sabtu setelah pertama kali mengumumkan keputusan pada 4 Juli, dan mendesak negara-negara muslim lainnya untuk mengikuti teladan mereka.

“Yaman adalah negara Islam pertama yang melarang impor barang Swedia setelah pelanggaran dan penodaannya,” Almasirah mengutip pernyataan menteri perdagangan Houthi.

Departemen Merek Dagang dan Agen Komersial grup menyusun daftar 30 agen Swedia dan 100 merek untuk diboikot.

Menteri perdagangan mengatakan keputusan untuk melarang impor barang Swedia melewati Dewan Menteri, dan sebuah komite telah dibentuk untuk membantu pelaksanaannya.

Houthi, yang menggulingkan pemerintah yang didukung Saudi dari Sanaa pada akhir 2014, adalah otoritas de facto di Yaman utara, sementara pemerintah yang diakui secara internasional diwakili oleh Dewan Kepemimpinan Politik (PLC), yang dibentuk tahun lalu.

“Setiap barang Swedia yang mencapai bea cukai akan dikenakan penangkapan, tetapi setelah bertemu dengan sektor swasta, kami melihat tanggapan yang bagus terhadap keputusan tersebut,” kata al-Mutahhar.

Ekspor Swedia terbesar ke Yaman adalah kendaraan, diikuti kayu dan peralatan elektronik.

Dalam pidato televisi di Almasirah TV, pemimpin Houthi Sayyed Abdulmalik mengatakan negara-negara muslim dapat memiliki dampak yang cukup besar jika mereka secara kolektif memboikot Swedia, yang bisa menjadi “pelajaran bagi orang lain.”

Tanggapan minimal terhadap “kejahatan” pembakaran Alquran adalah memutuskan hubungan diplomatik dan memberlakukan boikot ekonomi terhadap Swedia, pungkasnya. []

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *