Yaman Siap untuk ‘Perang Panjang’ dengan Israel: Buntut Serangan Hudaydah

Yaman Siap untuk ‘Perang Panjang’ dengan Israel: Buntut Serangan Hudaydah (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM, Yaman – Angkatan Bersenjata Yaman mengumumkan bahwa mereka siap untuk “perang panjang” dengan rezim Israel setelah jet tempur Israel menargetkan fasilitas sipil di Al-Hudaydah pada Sabtu malam.
Pesawat tempur Israel menargetkan bangunan, fasilitas minyak, dan pembangkit listrik di provinsi al-Hudaydah di Yaman barat, menyebabkan sejumlah korban jiwa.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata, mengatakan “agresi keji” tersebut menargetkan bangunan sipil.
Ia bersumpah untuk terus memberikan dukungan kepada masyarakat tertindas di Gaza, “tidak akan menghentikan operasi dukungan mereka untuk saudara-saudara kita di Gaza, apapun konsekuensi dan hasilnya.”
Serangan Israel terjadi sehari setelah Yaman mengumumkan peluncuran serangan pesawat tak berawak yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Tel Aviv, menggunakan pesawat tak berawak yang menghindari radar.
Pasukan Yaman telah menargetkan wilayah Palestina yang diduduki serta kapal-kapal Israel dan kapal-kapal yang berafiliasi dengan rezim pendudukan sejak 7 Oktober, ketika Tel Aviv memulai perang genosida terhadap Jalur Gaza.
Yaman mengatakan pihaknya akan terus melakukan operasi selama rezim terus melakukan perang brutal di Gaza.
Pasukan Yaman “bersiap untuk perang panjang melawan musuh ini sampai agresi berhenti, pengepungan dicabut, dan semua kejahatan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dihentikan,” kata Saree.
Dia juga mengatakan Yaman mempunyai hak untuk membalas dengan cara yang sama terhadap rezim Israel atas serangan hari Sabtu terhadap al-Hudaydah.
Pasukan Yaman “tidak akan ragu untuk menyerang sasaran penting musuh Israel,” tambahnya.
Hizbullah: Agresi Israel Menandai Fase Baru Konflik
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, Hizbullah Lebanon mengecam agresi Israel di Yaman, sekaligus turut berbela sungkawa atas hilangnya nyawa rakyat dan pemerintah Yaman.
“Kami sepenuhnya yakin bahwa agresi ini tidak akan melemahkan tekad rakyat dan kepemimpinan mereka, namun justru akan meningkatkan kekuatan, tekad, dan kegigihan mereka dalam menempuh jalan yang sulit dan berdarah ini, yang pasti akan membawa pada kemenangan perlawanan,” tambah Hizbullah.
Langkah sembrono yang diambil oleh rezim Israel menandai dimulainya fase konfrontasi baru dan berbahaya yang sangat penting di seluruh kawasan, demikian bunyi pernyataan itu.
“Serangan Hudaydah mengungkap sifat agresif rezim Israel yang membunuh anak-anak,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan’ani.
Dia memperingatkan tentang risiko peningkatan ketegangan dan meluasnya perang di wilayah tersebut sebagai akibat dari tindakan petualang berbahaya yang dilakukan oleh Zionis.
Juru bicara Iran menganggap pembunuhan terus-menerus dan pengepungan habis-habisan terhadap penduduk Jalur Gaza yang tidak berdaya sebagai akar penyebab ketegangan saat ini di wilayah tersebut, dan menekankan bahwa perdamaian tidak akan pulih di wilayah tersebut selama agresi rezim Zionis terus berlanjut di Palestina, khususnya di Jalur Gaza.
Ia menganggap rezim Zionis dan pendukungnya, termasuk pemerintah AS, bertanggung jawab langsung atas konsekuensi berbahaya dan tak terduga dari berlanjutnya kejahatan di Gaza, serta serangan besar-besaran di Yaman. []