Buku Panduan Gizi untuk Santri Tekan Anemia

 Buku Panduan Gizi untuk Santri Tekan Anemia

Makan dengan Porsi Sedikit, Langkah Sehat ala Rasulullah Saw (Ilustasi Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Anemia di kalangan para santri masih menjadi kekhawatiran, pasalnya kasus santri terjangkit anemia hingga kini masih tinggi. Hal ini lantaran kurangnya pengetahuan soal gizi seimbang santri dan cara memenuhinya.

Namun kini para santri dan pengasuh pondok pesantren tidak perlu cemas karena telah ada buku khusus sebagai panduan bagi santri untuk menekan kasus anemia. Buku panduan untuk memenuhi gizi santri ini pertama berisi modul edukasi gizi di pesantren.

Modul tersebut dikatakan Dr. Rimbawan, dosen di Departemen Gizi Masyarakat IPB (Institut Pertanian Bogor), untuk membekali tenaga pengajar pengetahuan dasar tentang gizi dan kesehatan untuk anak dan remaja. Buku kedua merupakan modul penyediaan makan bergizi seimbang di pesantren.

“Buku kedua ini bermanfaat bagi pengelola dan tim penyedia makan pesantren,” ujarnya dikutip dari Liputan6.

Adapun buku ketiga berisi kumpulan resep dan pilihan aplikasi menu lezat bergizi seimbang. Buku panduan itu berwujud buku elektronik yang bisa diunduh secara gratis, tapi terbatas. Panitia menyediakan 100 kuota unduhan.

Gizi sebagai Penunjang Belajar Santri

Lebih lanjut ia menjelaskan, berdasarkan pengamatan, pihaknya mendapati bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mengalami banyak kemajuan. Akan tetapi dalam hal pangan, gizi, dan kesehatan, masih belum mendapatkan perhatian yang proporsional.

“Pada umumnya siswa/i mondok di pesantren. Oleh karena itu, kami menilai jika kondisi pangan, gizi dan kesehatannya baik, akan sangat berdampak pada peningkatan capaian pembelajarannya,” papar Dr. Rimbawan.

Peluncuran buku panduan untuk santri ini dibarengi dengan program School Lunch Program (SLP). Dalam program tersebut juga disediakan menu tinggi kandungan zat besi, seperti rendang hati ayam, dan menu sayur yang mudah dimasak.

“Santri mulai makan lebih banyak. Hasilnya, kami mampu mengurangi 8 persen kejadian anemia di kalangan santri Pondok Pesantren Pertanian Darul Falah Bogor, dan 20,9 persen di Pondok Pesantren Darussalam Bogor,” tambahnya.

Atas keberhasilan menekan kasus anemia di kalangan santri itulah kemudian Dr. Rimbawan selaku ketua SLP pun berharap agar lebih banyak lagi pesantren yang mengadopsi program yang serupa. Sebab semua anak di Indonesia berhak mendapatkan metode pembelajaran yang efektif tanpa takut akan ancaman kesehatan, terlebih di saat situasi pandemi seperti ini.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *