Apakah Berbakti Kepada Kedua Orang Tua Ada Batasannya?
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Ayat-ayat Alquran memerintahkan kita untuk berbuat baik dan berbakti kepada orang tua tanpa terkecuali, namun dalam menaatinya ada syaratnya.
Dengan kata lain, ada pengecualian dalam perintah menaati orang tua yaitu ketika mereka memerintahkan kita untuk tidak menaati Tuhan dan bertindak melawan sistem pengetahuan manusia.
Semua ayat tentang berbuat baik kepada orang tua dan berbuat baik kepada mereka tidak menyebutkan prasyarat atau pengecualian.
Namun menurut Al-Quran, ada batasan dalam menaati orang tua. Ketaatan mutlak hanya pada ketaatan kepada Tuhan, Nabi Muhammad SAW dan Ulul Amr.
Al-Quran menyatakan dalam Surat Luqman ayat 15:
وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشْرِكَ بِى مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِى ٱلدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَٱتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَىَّ ۚ ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya:
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Luqman ayat 15)
Ungkapan “Tetapi jika mereka berusaha keras kepadamu untuk mempersekutukanmu dengan-Ku” membuat ketaatan kepada orang tua menjadi syarat.
Dengan kata lain, jika mereka memerintahkan kita untuk melakukan hal-hal yang baik dan bermanfaat atau Mubah, maka kita harus menaatinya, namun jika mereka mencoba menjadikan kita mempersekutukan Tuhan (syirik) sebaiknya kita tidak melakukannya.
Ungkapan di atas menunjukkan bahwa syirik tidak masuk akal dan secara rasional tidak mungkin (menganggap sekutu Tuhan).
Ini menekankan bahwa peniruan buta dilarang dalam segala hal. Anak wajib berterima kasih dan berbakti kepada orang tua, namun tidak boleh mengikuti dan menaati mereka ketika mereka menyuruhnya melakukan hal-hal di luar sistem pengetahuan dan pemahamannya.
Dua kalimat lain dalam ayat ini, “jangan taati mereka” dan “temani mereka dalam hidup ini dengan kebaikan”, menunjukkan bahwa meskipun berbuat baik kepada orang tua sangat ditekankan dalam Al-Quran, namun menaati Allah lebih diutamakan.
Maka menaati orang tua dalam hal-hal yang mengarah pada penyimpangan dari jalan yang benar tidak diperbolehkan, namun hal tersebut (tidak menaati) hendaknya dibarengi dengan kebaikan.
Hendaknya berbuat baik dan berbakti kepada orang tua meskipun orang tuanya kafir, namun dalam hal ketaatan hendaknya tidak menempuh jalan yang mengarah pada penyimpangan.
Menariknya, setiap kali Al-Quran memerintahkan untuk menghindari sesuatu, Al-Quran menawarkan alternatif lain.
Di sini, di ayat ini, setelah memerintahkan kita untuk tidak menaati orang tua dalam kesyirikan, Al-Quran memberi kita alternatif: “ikuti jalan orang yang berpaling kepada-Ku”.
Di akhir ayat kembali ditonjolkan keimanan akan kebangkitan, karena keyakinan ini menjamin meluruskan urusan dan mentaati Allah. []