Wafatnya Orang Ulama adalah Musibah

 Wafatnya Orang Ulama adalah Musibah

Hukum Orang Junub atau Perempuan Haid Memandikan Mayat (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Umat Islam di Bangkalan masih berduka sedalam-dalamnya atas wafatnya ulama NU, KH Fakhrillah. Sebab beliau tidak hanya pengasuh PP Syaichona Kholil Bangkalan, tetapi juga Rais Syuriah PCNU Bangkalan.

Wafatnya sang ulama yang juga Mursyid Tarekat Syadzilyah, Pimpinan Ahbabur Rasul dan jamaahnya ini dikenal dengan nama Fakher’s Mania. Dari banyaknya peran ini wafatnya seorang ulama nyaris tak tergantikan:

ﻭﻋﻦ ﺃﺑﻲ اﻟﺪﺭﺩاء ﻗﺎﻝ: ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ – ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ – ﻳﻘﻮﻝ: ” «ﻣﻮﺕ اﻟﻌﺎﻟﻢ ﻣﺼﻴﺒﺔ ﻻ ﺗﺠﺒﺮ، ﻭﺛﻠﻤﺔ ﻻ ﺗﺴﺪ ﻭﻫﻮ ﻧﺠﻢ ﻃﻤﺲ، ﻭﻣﻮﺕ ﻗﺒﻴﻠﺔ ﺃﻳﺴﺮ ﻟﻲ ﻣﻦ ﻣﻮﺕ ﻋﺎﻟﻢ» “. ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻟﻜﺒﻴﺮ

Dari Abu Darda’ bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Wafatnya orang berilmu adalah musibah yang tak tergantikan dan lobang menganga yang tidak bisa ditambal. Wafatnya orang berilmu seperti bintang yang redup. Wafatnya satu suku lebih ringan bagiku dibanding wafatnya orang yang berilmu.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir)

Namun Sayidina Ali menyampaikan kabar gembira sebagai penjelasan hadis di atas:

ﻭﻗﺎﻝ ﻋﻠﻲ ﻭﺇﺫا ﻣﺎﺕ اﻟﻌﺎﻟﻢ ﺛﻠﻢ ﻓﻲ اﻹسلام ﺛﻠﻤﺔ ﻻ ﻳﺴﺪﻫﺎ ﺇﻻ ﺧﻠﻒ ﻣﻨﻪ

Ali berkata: “Jika ada orang Alim wafat maka ada lobang yang tidak bisa ditutup kecuali oleh keturunannya.” (Ihya’, 1/7)

Wafatnya ulama NU asa Bnagkalan ini tentu mengingatkan kita akan orang-orabng berilmu terdahulu. Sudah begitu banyak orang-orang berilmu yang kembali kepada Sang Pencipta, semoga dengan ini semakin banyak pula ulama muda yang lahir. Wallahu’alam.

Ma'ruf Khozin

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *