Strategi Mengontrol Amarah Menurut Al-Qur’an

 Strategi Mengontrol Amarah Menurut Al-Qur’an

Strategi Mengontrol Amarah Menurut Al-Qur’an (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Manusia memiliki perasaan dan emosi yang berbeda-beda, salah satunya adalah amarah. Ketika marah, beberapa orang dapat menyebabkan perilaku yang tidak semestinya yang perlu dikendalikan.

Marah atau amarah adalah salah satu emosi yang wajar terjadi pada manusia. Tetapi kita tidak boleh membiarkannya mengendalikan perilaku kita.

Karena jika kita tidak bisa mengendalikan amarah kita, maka resikonya adalah hidup dan hubungan kita sendirilah yang akan dirugikan.

Ada begitu banyak kasus di mana orang telah menyebabkan tragedi atau insiden tertentu karena kemarahan mereka dan menjerat diri mereka sendiri dan orang lain dalam situasi yang konsekuensinya tidak dapat diubah.

Kemarahan bisa dianggap sebagai keadaan yang tidak normal. Psikolog percaya bahwa sementara kemarahan adalah emosi yang buruk dan negatif, itu seperti rasa sakit atau suhu tinggi yang memberi kita peringatan tentang sesuatu yang akan terjadi atau perubahan yang perlu dilakukan.

Ajaran Islam mengatakan mereka adalah manusia terbaik yang tidak mudah marah. Menurut Al-Qur’an, menekan kemarahan seseorang adalah salah satu cara untuk mendapatkan pengampunan Tuhan.

Artinya:

وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya:

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali Imran, ayat 133-134)

Setiap orang memiliki tujuan dalam hidupnya dan untuk mencapai kebutuhan tersebut ketenangan dan kedamaian batin. Kemarahan adalah hambatan besar untuk itu. Berapa banyak kesempatan yang hilang karena amarah dan amarah. Itulah mengapa nasihat penting dari Islam adalah tetap tenang dan jangan marah.

Orang-orang beriman jarang marah karena mereka memperbaiki keadaan rohani mereka dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban agama. Dan mereka memiliki jalan terbaik menuju ketenangan pikiran:

ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ

Artinya:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Q.S. Ar-Ra’d, ayat 28)

Demikian penjelasan Al-Qur’an mengenai bagaimana seorang hamba sebaiknya mengendalikan amarah dalam dirinya. Wallahu a’lam bisshowab. []

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *