Meninjau Al-Quran dari Sisi Nahwu Sharaf dan Balaghah

 Meninjau Al-Quran dari Sisi Nahwu Sharaf dan Balaghah

Meninjau Al-Quran dari Sisi Nahwu Sharaf dan Balaghah (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Meski saya kuliah di Fakultas Syariah yang banyak bicara fiqih, namun mata kuliah Nahwu, Sharaf dan Balaghah tetap diajarkan.

Karena ketiga ilmu itu bukan hanya berguna, tapi amat dibutuhkan demi untuk memahami Al-Qur’an.

Ketika Al-Quran turun kepada Nabi SAW,  salah satu rahasia kekuatannya terletak pada sisi bahasa dan sastranya. Dan itu  menjadi mukjizat paling agung dari Al-Quran.

Sayangnya, kebanyakan kita malah belum berkesempatan mencicipi hebatnya tiga jurus ilmu bahasa Arab, yaitu Ilmu Nahwu, Sharaf dan Balaghah.

Makanya jangan heran ketika Al-Quran. dibacakan, kok rasanya seperti tidak ada gregetnya. Atau malah tidak bisa kita pahami dengan cermat.

Paling sekedar mengagumi panjang nafas qori’-nya, atau kemahirannya memainkan cengkok-cengkok tertentu.

Namun esensi kalimat Al-Quran dengan berbagai keistimewaan diksi dan redaksi, lewat begitu saja.  Sayang seribu sayang.

Tapi belajar Nahwu Sharaf dan Balaghah memang bukan hal yang mudah, khususnya buat kita yang sekolah dan kuliahnya di lembaga pendidikan umum dan bukan di lembaga pendidikan agama.

Bahkan yang sudah pernah belajar pun belum tentu bisa langsung praktek. Teorinya mungkin kita kuasai, tapi bagaimana prakteknya, boleh jadi agak keteteran juga.

Kadang ketika membaca sebuah ayat Quran, kita pun agak ragu bagaimana i’rabnya yang benar. Kadang bingung juga penjabaran dari sisi sharafnya.

Apalagi menjabarkan dari sisi Balaghahnya, jelas keteteran lah kita.

Untuk itu kita butuh karya para pakar yang bisa mengawal kita lewat ilmu mereka. Dan kitab ini boleh jadi salah satu yang kita butuhkan untuk bisa menjabarkan tiap kata dalam Al-Quran secara Nahwu, Sharaf dan Balaghah. []

Ahmad Sarwat

Pendiri Rumah Fiqih Indonesia

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *