Sahabat yang Taubat Selepas Khianati Nabi

 Sahabat yang Taubat Selepas Khianati Nabi

Menggugat Penggunaan Atsar Sahabat tentang Tradisi (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Pada masa Rasulullah Saw, ada sahabat yang khianati beliau kemudian bertaubat setelahnya. Dia adalah Abu Lubabah bin Abdul Munzir.

Abu Lubabah termasuk orang pertama yang masuk Islam ketika beberapa kaum Anshar berjumpa dengan Mush’ab bin Umair di Yatsrib. Ia adalah salah satu tokoh Anshor yang menghadiri bai’at al-‘Aqabah II.

Abu Lubabah mengkhianati Nabi dengan membocorkan rencana perang Rasulullah Saw kepada Bani Quraizhah. Padahal waktu itu ia diutus oleh Rasulullah kepada Bani Quraizhah sebagai utusan resmi.

Sebelumnya, Bani Quraizhah bersekutu dengan kaum musyrik untuk memerangi Rasul di Perang Ahzab. Padahal Bani Quraizhah sendiri telah berjanji akan mempertahankan Madinah dari serangan musuh, namun mereka justru mengkhianati.

Oleh sebab itulah Rasulullah Saw menyerang kaum Yahudi ini selama 25 hari. Nabi sebagai pemimpin mnerapkan pelarangan perniagaan dan perdagangan (embargo) negara kepada Quraizhah karena mengkhianati.

Dikutip dari Republika.co.id, di tengah embargo tersebut Bani Quraizhah meminta kepada Rasul untuk mengirim delegasi kepada mereka. Sebagai upaya diplomasi, mereka mengusulkan agar mengirimkan Abu Lubabah bin Mudzir kepada Bani Quraizhah sebagai delegasi resmi.

Abu Lubabah dipilih karena kedekatan emosional dengan Nabi Muhammad Saw. Berangkatlah ia atas perintah Nabi.

Sesampainya di benteng Yahudi Bani Quraizhah, Abu Lulabah disambut hangat bak raja. Mereka senang bukan kepalang saat mengetahui utusan tersebut Abu Lubabah, orang dari suku Aus dan punya kedekatan emosional yang tinggi.

Asbabun Nuzul Surah Taubat

Melihat kondisi Bani Quraizhah yang memprihatinkan karena dikepung dan embargo Rasul, timbullah rasa iba di hati Abu Lubabah. Tidak lama kemudian, salah seorang dari Bani Quraizhah bertanya kepada Abu Lubabah.

“Wahai Abu Lubabah, apakah kami harus tunduk dan mengikuti keputusan dan peraturan Muhammad?” Saat itu, Abu Lubabah pun menjawab, “Ya.”

Kemudian setelah itu, Abu Lubabah mengisyaratkan bahwa kaum kafir yang mengkhianati akan disembelih lehernya. Ia mengisyaratkan itu dengan meletakkan tangan yang ke lehernya, lantas  ia memerintahkan Bani Quraizhah untuk menolak penawaran tersebut.

Dari kejadian itu akhirnya Abu Lulabah sadar akan dosa. Ia sadar telah mengkhianati Allah dan Rasullulah. Dalam satu riwayat Allah menurunkan QS. at-Taubah ayat al-Anfal ayat 27;

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَخُوۡنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوۡلَ وَتَخُوۡنُوۡۤا اَمٰنٰتِكُمۡ وَاَنۡـتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ

Artinya; Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

Abu Lubabah setelah sadar bahwa telah mengkhianati Nabi, ia bertaubat dan merantai dirinya di tiang masjid Nabawi. Ia sampai tidak selera makan dan minum, hal itu sebagai hukuman atas dosanya dan dia pun melakukannya dengan ikhlas.

Setelah 7 hari menjalani hukuman. Allah pun mengampuni dosa Abu Lubabah, dengan menurunkan ayat at Taubah ayat 102;

وَءَاخَرُونَ ٱعْتَرَفُوا۟ بِذُنُوبِهِمْ خَلَطُوا۟ عَمَلًا صَٰلِحًا وَءَاخَرَ سَيِّئًا عَسَى ٱللَّهُ أَن يَتُوبَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

“Dan orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.”

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *