Kisah Lamaran Rasulullah Untuk Sahabat Julaibib Kepada Putri Bangsawan Yang Cantik

 Kisah Lamaran Rasulullah Untuk Sahabat Julaibib Kepada Putri Bangsawan Yang Cantik

Pernikahan

HIDAYATUNA.COM – Diceritakan pada zaman Rasulullah SAW hiduplah seorang sahabat bernama Julaibib, usianya sudah cukup untuk menikah tapi ia tak kunjung menemukan jodohnya.

Julaibib dikenal sebagai sahabat yang miskin bahkan paling miskinnya di Madinah. Selain itu ia juga tidak tampan Hanya saja dekat dengan Rasulullah SAW.

Julaibib tinggal di Suffah masjid Madinah dan suatu ketika saat sedang memperkilat pedangnya tiba-tiba Rasulullah SAW datang seraya mengucapkan salam. Ia kaget dan agak gugup saat menjawabnya.

Rasulullah SAW bertanya kepada Julaibib: “Yaa Julaibib…mengapa engkau masih membujang, kamu tidak ingin menikah?”

Julaibib pun menjawab, “Ya Rasulullah, aku ini tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku jelek, siapa yang mau denganku ya Rasulullah?”.

“Asal engkau mau, Aku yang akan menikahkan mu nanti,” balas Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan seseorang untuk membuat surat berisi lamaran bagi Julaibib kepada wanita cantik keturunan bangsawan Madinah bernama Zulfah binti Said. Surat itupun disampaikan oleh Julaibib sendiri pada Said. Saat membacanya Said terlihat kaget.

Said akhirnya pun bertanya pada Julaibib, “Wahai saudaraku, betulkah surat ini dari Rasulullah?”. Julaibib menjawab, “Apakah engkau pernah melihat aku berbohong?”.

Said pun meminta waktu untuk bermusyawarah dengan istri dan anaknya. Said mendatangi istrinya dan berkata: “Anak kita dilamar Rasulullah SAW”.

Mendengar itu istrinya sontak bahagia dan berkata: “Alhamdulillah….benarkah Rasulullah melamar anak kita”.

“Rasulullah SAW melamar bukan untuk beliau sendiri melainkan untuk Julaibib”. Said menjelaskan kepada istrinya.

Istrinya pun kaget, menjadi gelisah seakan-akan tidak bersedia jika yang menikahi putrinya adalah Julaibib.

Saat itu pula datanglah Zulfah yang kemudian berkata, “Wahai ayah ibu, kenapa sedikit tegang, ada tamu bukankah lebih baik disuruh masuk?”.

“Wahai anakku, ia adalah seorang pemuda yang sedang melamarmu untuk menjadi istrinya,” jawab Said.

Mendengar hal itu, Zulfah langsung menolak dan berkata: “bukankah masih banyak pemuda tampan dan kaya yang menginginkanku”.

Akhirnya mereka bersepakat untuk memberikan alasan kepada Rasulullah jika mereka tidak dapat menerima lamaran Rasulullah untuk Julaibib.

Namun ketika Zulfah tahu bahwa lamaran itu perintah dari Rasulullah SAW, Zulfah langsung berubah pikiran.

“Wahai ayah, kenapa tidak sejak tadi ayah berkata bahwa yang melamar adalah Rasulullah? Kalau begitu aku harus dinikahkan dengan pemuda ini,” ucap Zulfah setelah istighfar beberapa kali karena merasa lancang telah menolak lamaran Rasulullah untuk Julaibib.

Orangtuanya pun berkata kepada anaknya: “wahai putriku, bukankah lebih baik engkau menikah dengan laki-laki yang lebih baik darinya, biar nanti kami yang akan menawar kepada Rasulullah SAW”.

“Ayah ibu, apakah kalian akan mengingkari Rasulullah SAW”. Jawab Zulfah.

Dengan demikian akhirnya mereka menerima lamaran Rasulullah SAW untuk Julaibib. Julaibib pun sangat berbahagia dan pamit pulang.

Mengetahui hal itu, Rasulullah pun ikut berbahagia dan menyuruh Julaibib mempersiapkan pernikahan dengan mendatangi Abu Bakar, Ustman, dan Abdurrahman bi Auf guna mendapat uang yang cukup. Persiapan perkawinan Zahid bertepatan dengan persiapan perang umat Muslim menghadapi orang kafir.

Di tengah proses persiapan pernikahan, Rasulullah SAW menyeru para sahabat untuk ikut berjihad. Zahid dengan gagah berani menyambut seruan jihad itu.

“Wahai Julaibib, Bukankah kamu akan segera menikah kenapa engkau hendak ikut berperang?”, tanya para sahabat.

Namun dengan tegas ia memutuskan untuk tetap ikut berperang karena ia lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. Akhirnya Julaibib pun berangkat untuk jihad dan ternyata Julaibib wafat syahid di Medan perang.

Sungguh, Allah SWT telah menentukan takdir yang terbaik untuk pemuda ini, ia syahid di jalan Allah. Surga adalah tempatnya kembali.

Lalu Rasulullah berkata, “Hari ini Julaibib sedang berbulan madu dengan bidadari yang lebih cantik daripada Zulfah.”

Mendengar perkataan Rasulullah, para sahabat meneteskan air mata dan Zulfah pun berkata, “Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat.”

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *