QS Al-Anbiya Ayat 107 Tegaskan Islam Rahmatan Lil Alamin

 QS Al-Anbiya Ayat 107 Tegaskan Islam Rahmatan Lil Alamin

HIDAYATUNA.COM, Purwakarta — Pengasuh Ponpes Al-Muhajirin 1 Purwakarta, KH. Marfu Muhyidin Ilyas, MA., dalam ceramahnya menguraikan makna QS Al-Anbiya, ayat 107, yang kemudian menjadi rahmat bagi semesta alam adalah diri Rasulullah SAW.

Hal itu disampaikan pada diskusi interaktif bertema ‘Pentingnya Tasawuf dan Islam Rahmatan Lil Alamin dalam Menangkal Radikalisme dan Ekstremisme’, yang digelar Mahasiswa Alhith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (MATAN) dan Ponpes Al-Muhajairin 3 Purwakarta, di Aula Pesantren Almuhajirin 3 Citapen, Purwakarta.

“Islam itu pasti melekat pada Rasulullah. Dengan demikian, otomatis Islam juga rahmatan lil alamin. Jika ada pihak yang memperkenalkan Islam dengan cara-cara yang tidak baik atau tidak rahmatan lil alamin yang tidak dicontohkan Rasulullah, maka kelompok tersebut patut dipertanyakan,” paparnya, diterima HIDAYATUNA.COM dari laman bipol.co, di Purwakarta, Jumat (29/11/2019).

Selain itu, ia menceritakan jika Rasulullah selalu mengedepankan kasih sayang sekalipun kepada yang membencinya. Di mana pun dan kapan pun, Rasulullah selalu menebar kasih sayang. Menurut Imam Nawawi, lanjutnya, dakwah itu harus lemah lembut dan santun sesuai dakwah yang dicontohkan Nabi Muhammad.

“Rahmatan lil alamin merupakan jantungnya tasawuf. Karena itu, ajaran tasawuf dapat diandalkan untuk mencegah radikalisme. Sudut pandang hakikat tasawuf adalah melihat ke dalam, bukan pada cangkang atau kemasan. Cara inilah yang bisa membawa kita tidak bersikap radikal atau tidak kasar kepada orang lain,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua PC MATAN Purwakarta, Dr. H. Sri Muldriyanto, M.Pd., mengatakan peran tasawuf dalam menghadapi radikalisme adalah dalam kontra radikalisme yang merupakan akar dari terorisme. Tasawuf, katanya, adalah jalan untuk cinta dan pembiasaan. Sedangkan tunjuannya adalah untuk membangun cinta.

“Jadi cinta adalah inti dari tasawuf,” tegas Ketua PC MATAN Purwakarta itu.

Hal itu senada dengan Ketua PCNU Purwakarta, KH. Drs Bahir Mukhlis dalam ceramahnya mengatakan, para ahli toroqoh dan NU di Kabupaten Purwakarta berkomitmen menjaga keutuhan NKRI dan merawat kebhinnekaan.

“Kepada seluruh umat Islam untuk bersama-sama bertorikoh dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin guna menangkal faham radikalisme dan ekstremisme yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara ini,” ajak Ketua PCNU Purwakarta.

Tidak kalah hebatnya dengan Staf Binmas Polres Purwakarta, Aiptu Ajat Sudrajat menjelaskan secara umum radikalisme, meliputi radikalisme agama yang ingin mengganti Pancasila sebagai dasar negara, dan radikalisme sekuler yang ingin memisahkan Pancasila dari agama.

Lebih lanjut, cara mencegah radikalisme antara lain dengan memperkenalkan dan meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum.

“Langkah lainnya meminimalkan kesenjangan ekonomi dan sosial, menjaga persatuan dan kesatuan, serta menjalin komunikasi dan interaksi yang baik di tengah masyarakat,” tutur Ajat.

Pada diskusi tersebut, Ustadz Okta Riadi, S.Hum., selaku pemandu acara juga menyampaikan, diskusi tersebut bertujuan untuk menanamkan kecintaan yang lebih dalam pada umat Islam terhadap khazanah keilmuan Islam.

“Kita dapat mengkaji tasawuf untuk menangkal radikalisme dan ekstrimisme demi kemaslahatan dan keselamatan bangsa,” tukas Anang.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *