Pimpinan Umat Islam Inggris Menyerukan Masjid Tetap Ditutup
HIDAYATUNA.COM – Para pemimpin Muslim di Inggris menyerukan agar masjid tetap ditutup meskipun pemerintah telah memperbolehkan tempat-tempat ibadah dibuka untuk ibadah tetap dilakukan secara individual.
Sebelumnya para Imam juga mengkritik rencana untuk membuka kembali gereja, masjid, dan sinagog. Para Imam di Inggris menganggap pemerintah gagal memperhitungkan bahwa dibukanya tempat-tempat ibadah tidak menutup kemungkinan akan adanya kegiatan berjamaah.
Perdana Menteri Boris Johnson rencananya akan mengumumkan pelonggaran pembatasan tempat ibadah pada Selasa (9/6/20) besok. Doa secara individual akak dapat dilakukan mulai 15 Juni, tetapi pernikahan dan kegiatan kelompok lainnya akan dibatasi hingga setidaknya 4 Juli.
Imam Qari Asim, ketua Dewan Penasihat Nasional Masjid dan Imam (MINAB), memperingatkan bahwa mengambil pendekatan ini dapat “menyebabkan lebih banyak tantangan” karena sifat ibadah di masjid yang bersifat jamaah.
Imam Asim mengimbau agar masjid tidak dibuka kembali sampai aman untuk melakukan itu dan mereka dapat melakukan sholat berjamaah.
“Perbedaan mendasar antara masjid dan beberapa tempat ibadah lainnya adalah bahwa masjid pertama dan terutama digunakan untuk sholat berjamaah,” katanya dikutip hidayatuna.com, Senin (8/6/20).
“Doa individu dapat dilakukan di mana saja, terutama di rumah. Dengan demikian, membuka masjid pada 15 Juni akan menyebabkan lebih banyak tantangan bagi masjid dan imam karena harapan dari masyarakat adalah untuk melanjutkan ibadah kolektif. “
Dewan Muslim Inggris (MCB) juga menyatakan keprihatinan atas kelangsungan hidup dan keamanan rencana pemerintah.
“Masjid disediakan terutama untuk ibadah jamaah, sehingga saat ini ada ketidakpastian dan keprihatinan yang signifikan dari para pemimpin masjid tentang bagaimana peraturan baru dapat benar-benar diterapkan,” kata Harun Khan, sekretaris jenderal MCB.
MCB juga telah mengeluarkan sebuah surat pernyataan yang agar pemerintah mengeluarkan panduan yang jelas terkait pelaksanaan peribadatan di tempat-tempat ibadah setelah pembukaan kembali agar tidak terjadi kebingungan dan kekhawatiran.
Masjid-masjid dan tempat-tempat ibadah lainnya di Inggris ditutup pada bulan Maret ketika infeksi Covid-19 dan kematian di negara tersebut melonjak.