Pengungsi Rohingya Dalam Ancaman Lonjakan Kasus Covid-19

 Pengungsi Rohingya Dalam Ancaman Lonjakan Kasus Covid-19

Pengungsi Rohingya Dalam Ancaman Lonjakan Kasus Covid-19

HIDAYATUNA.COM – Lonjakan kasus infeksi Covid-19 di Myanmar menjadi perhatian para kalangan, terutama terkait nasib pengungsi rohingya disana.

Myanmar melaporkan 70 infeksi Covid-19 baru pada hari Rabu (26/8/20). Jumlah tersebut merupakan kenaikan harian terbesar negara Asia Tenggara tersebut.

Wabah di Myanmar memang relatif kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan itu setelah kasus pertamanya terkonfirmasi pada Maret 2020 lalu dengan hanya enam kematian dan 574 kasus yang dilaporkan sejauh ini.

Namun sayangnya otoritas kesehatan Myanmar tidak mempublikasikan dan mengkonfirmasi lebih jauh terkait lokasi penularan virus tersebut atau pun wilayah yang menjadi transmisinya.

Beberapa pihak telah mengkhawatirkan kondisi etnis Muslim Rohingya yang tinggal di kamp-kamp sejak pecahnya kekerasan pada tahun 2012.

Otoritas kesehatan mengatakan bahwa yang terdeteksi di antara infeksi baru-baru ini adalah mutasi yang sekarang dilaporkan di Malaysia, yang telah ditemukan di Eropa, Amerika Utara, dan sebagian Asia, dan dianggap lebih menular.

Meski Kementerian kesehatan tidak mengatakan di mana 70 kasus baru itu ditemukan, namun kasus terbaru diketahui berasal dari Sittwe.

Sittwe merupakan ibu kota negara bagian Rakhine yang dilanda konflik, di mana pihak berwenang telah memberlakukan penguncian, perintah tinggal di rumah dan jam malam.

Wilayah tersebut juga merupakan rumah bagi kamp-kamp di mana sekitar 100.000 Muslim Rohingya telah dikurung sejak pecahnya kekerasan pada tahun 2012.

Warga Rohingya sebagian besar ditolak kewarganegaraannya dan menghadapi pembatasan ketat pada kebebasan bergerak dan mendapatkan akses perawatan kesehatan.

Myanmar telah mengekang akses internet di sebagian besar wilayah, dengan alasan keamanan, tetapi para relawan kemanusiaan telah mendesak pihak berwenang untuk memulihkan akses internet berkecepatan tinggi untuk memastikan informasi yang dapat diandalkan tersedia untuk membantu mengatasi infeksi yang meningkat.

Dalam upaya membendung penyebaran virus korona, Myanmar sejak akhir Maret menutup perbatasannya untuk semua kecuali warga yang kembali, yang diharuskan menjalani karantina.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *