Kebakaran Landa Bangladesh, Hancurkan Kamp Perlindungan Pengungsi Rohingya

 Kebakaran Landa Bangladesh, Hancurkan Kamp Perlindungan Pengungsi Rohingya

Kebakaran Landa Bangladesh, Hancurkan Kamp Perlindungan Pengungsi Rohingya (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Bangladesh – Kebakaran melanda kamp pengungsi Rohingya yang padat di Cox’s Bazar, sebuah distrik pesisir selatan Bangladesh, pada Sabtu malam, menghancurkan lebih dari 1.000 tempat perlindungan dan membuat ribuan orang mengungsi, menurut seorang pejabat pemadam kebakaran dan PBB.

Kobaran api terjadi sekitar tengah malam di kamp Kutupalong di Ukhiya dan dengan cepat menyebar, didorong oleh angin kencang, kata Shafiqul Islam, kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Ukhiya.

Badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan melalui email kepada The Associated Press bahwa relawan tanggap kebakaran telah bekerja sama dengan petugas pemadam kebakaran untuk mengendalikan api.

Dikatakan bahwa penilaian mengenai tingkat kerusakan sedang dilakukan.

Penyebab kebakaran belum jelas, namun Islam mengatakan pernyataan awal dari para pengungsi menunjukkan bahwa kebakaran tersebut bermula dari oven lumpur.

Kebakaran sering terjadi di kamp pengungsi, tempat lebih dari satu juta Muslim Rohingya tinggal di tempat penampungan yang sempit dan tipis.

Pada bulan Maret, kebakaran menyebabkan ribuan pengungsi kehilangan tempat tinggal untuk sementara waktu.

Sebagian besar pengungsi melarikan diri ke Bangladesh dari Myanmar pada akhir Agustus 2017.

Ketika militer Myanmar memulai tindakan brutal terhadap Rohingya, etnis minoritas yang dianiaya di negara mayoritas beragama Buddha.

Para pengungsi tidak diberikan kewarganegaraan dan hak-hak dasar lainnya di Myanmar, di mana mereka menghadapi diskriminasi dan kekerasan yang meluas.

Kondisi di Myanmar semakin memburuk sejak kudeta militer pada tahun 2021, dan upaya untuk memulangkan para pengungsi terhenti.

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina telah berulang kali mengatakan bahwa para pengungsi tidak akan dipaksa untuk kembali.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan situasi di Myanmar tidak aman atau kondusif bagi kepulangan mereka.

Pada tahun 2022, Amerika Serikat mengkonfirmasi laporan kekejaman massal terhadap warga sipil Rohingya yang dilakukan oleh militer Myanmar, dan menyebutnya sebagai kampanye genosida yang sistematis. []

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *