Menjadi Pribadi yang Tenang dan Tidak Mudah Sakit Hati

 Menjadi Pribadi yang Tenang dan Tidak Mudah Sakit Hati

Fahruddin Faiz (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Cendekiawan muslim dan juga pakar filsafat Islam,  Fahruddin Faiz membeberkan tips bagaimana seseorang gar memiliki pribadi yang tenang dan tidak mudah sakit hati. Menurut Faiz kuncinya adalah kemampuan mengendalikan diri sendiri.

Ia menjelasakan, ketika ada seseorang melakukan perbuatan yang menimbulkan rasa marah pada kita, sejatinya kita tidak punya kuasa untuk mengontrol orang yang bersangkutan untuk tidak melakukannya. Tapi kita bisa punya kuasa penuh atas diri kita untuk tidak merespon atau menanggapi hal itu dengan rasa marah.

“Kita dibuat marah orang misalnya, tindakan orang membuat kita marah itu kuasanya dia. Tapi kita jadi marah atau tidak, itu dalam kuasa kita sebenarnya,” kata Fahruddin Faiz dalam video bincang-bincangnya bersama Habib Ja’far dikutip Hidayatuna.com, Jumat (27/9/2024).

Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu menegaskan, kita tidak bisa mengatur orang untuk tidak membuat orang lain marah. Namun, kuasa kita pada diri sendiri bisa menjadi kontrol untuk berhak tidak merespon kemarahan itu.

“Jadi kita gak bisa mengontrol orang, tapi kita bisa mengontrol respon kita terhadap orang itu,” sambungnya.

Menurut Faiz, sikap yang demikian ini merupakan salah satu prinsip yang dimiliki dalam spirit kelompok stoikisme. Dimana jika diri kita tak mengizinkan rasa sakit hadir, maka tak akan dirasakan pula rasa sakit itu sendiri.

“Ini prinsip stoikisme juga. Makanya ada quote yang terkenal sekali itu; kalau kita tidak mengizinkan rasa sakit itu hadir ya kita ndak bakal terasa sakit,” ujar Faiz.

“Jadi kita punya kuasa atas respon dari tindakan orang pada diri kita. Tapi kita bisa mengatur kontrol respon kita,” tegasnya.

Sebagai informasi, Islam memiliki perhatian serius pada sikap marah pada diri manusia. Islam tidak melarang manusia untuk marah karena perasaan marah merupakan sesuatu yang manusiawi. Hanya saja Islam memberikan keutamaan bagi mereka yang dapat menahan dan mengendalikan diri ketika marah. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *