Mengintip Kota Damaskus Saat Menjadi Ibukota Dinasti Umayyah

 Mengintip Kota Damaskus Saat Menjadi Ibukota Dinasti Umayyah

Kontribusi Nuruddin Zanki di Kota Yerussalem

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Damaskus adalah sala satu kota yang terkenal dalam sejarah peradaban manusia.

Khsusunya sejak Dinasti Umayyah menjadikan kota tersebut menjadi ibukota.

Lantas seperti apa potret dari kota Damaskus di masa lampau?

Di bawah kepemimpinan ‘Abd al-Malik (685-705) dan keempat anaknya yang menjadi penerusnya, Dinasti Umayyah di Damaskus mencapai puncak kekuasaan dan kejayaan.

Menurut penjelasan orientalis dan Islamolog ternama, Philip K Hitti, saat menjadi ibukota Dinasti Umayyah, kondisi kota Damaskus tidak banyak mengalami perubahan secara kehidupan dan karakteristik dari yang sebelumnya.

Ia mengungkapkan dulu sebelum dikuasi Dinasti Umayyah dan sesudah di bawah Dinasti Umayyah, di jalan-jalan sempit dan padat, banyak ditemui orang Damaskus.

Mereka mengenakan celana lebar, terlihat menepuk-nepuk pundak orang badui yang berbusana longgar, mengenakan kufiyah (tutup kepala) dan iqbal (ikat kepala), atau ada juga orang Ifranji yang berpakaian Eropa.

“Di sana sini, kalangan aristokrat, orang kaya, terlihat menunggang kuda, mengenakan busana aba’ sutra putih, dan membawa sebilah pedang atau tombak,” ungkap Hitti dalam bukunya History of The Arabs, dikutip Jum’at (6/9/2024).

Beberapa perempuan, yang semuanya mengenakan tutup kepala, tampak melintasi jalan, Sementara yang lainnya mengintip diam-diam dari balik jendela rumah mereka sambil melihat kios di pinggir jalan, dan keramaian di pusat kota.

“Para penjual sirup dan manisan berteriak keras menyaingi suara para pejalan kaki, keledai, dan unta yang mengangkut barang dagangan dari gurun, dan juga hasil pertanian,” tulisnya.

Hitti mengungkapkan bahwa udara kota dipenuhi dengan berbagai aroma. Seperti halnya perkotaan, orang Arab dusun tinggal di wilayah mereka yang terpisah sesuai dengan afiliasi kesukuan mereka.

“Di Damaskus, Hims, Aleppo, dan kota-kota lainnya, pemukiman ini masih bisa dikenali dengan baik. Pintu masuk tiap rumah terbuka dari jalan ke pelataran tengah, biasanya dilengkapi dengan kolam kecil yang memancarkan air setiap waktu,” jelasnya. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *