Menghindari Godaan ‘Pelakor’ dalam Rumah Tangga
HIDAYATUNA.COM – Tips menghindari godaan dalam rumah tangga dari perebut laki/bini orang (pelakor/pebinor) ada di hati masing-masing orang. Baik itu lelaki maupun perempuan.
Umumnya rasa syukur dan ketulusan serta kemantapan hati menjadi benteng untuk menghindari godaan pelakor dalam rumah tangga. Sayangnya, rasa syukur manusia itu tidak bisa diukur dengan kepuasan tertentu.
Kata ‘pelakor’ pun akhirnya kembali viral setelah dugaan perselingkuhan publik figur yang penembang salawat dengan pendiri grup Sabyan di-up ke media. Meski bukan hal baru, namun hal ini cukup meresahkan siapa saja, bukan hanya suami-istri tapi juga anak dan keluarga.
Perselingkuhan sendiri dalam Islam telah jelas larangannya. Itulah kenapa muncul aturan diperbolehkannya poligami demi menghindari godaan pelakor. Tentu ini bukan main-main.
Islam adalah agama yang sangat memuliakan kaum perempuan, dan demi melindungi perempuan dari ‘ancaman pelakor’ itulah lelaki diperintahkan dua hal. Pertama, menahan diri atau menundukkan pandangan dan, kedua menikahi perempuan yang dikehendaki.
Lelaki Menundukkan Pandangannya
Munculnya istilah pelakor bukan murni kesalahan perempuan saja. Kaum lelaki pun turut andil dalam hal ini karena sama-sama menghendaki perselingkuhan dan tidak menjaga pandangannya terhadap perempuan lain.
Jika lelaki mampu menahan diri dari pandangannya, tentu tak akan ada pelakor di dunia ini. Namun iman orang siapa yang tahu? Malahan banyak oknum yang kemudian menyalah-artikan kehalalan poligami sebagai senjata untuk mendiskriminasi perempuan.
Secara tegas Islam tidak menghalalkan poligami sebagai alasan untuk menyakiti sesama. Allah SWT. berfirman dalam Alquran:
وَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تُقْسِطُوْا فِى الْيَتٰمٰى فَانْكِحُوْا مَا طَابَ لَكُمْ مِّنَ النِّسَاۤءِ مَثْنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَ ۚ فَاِنْ خِفْتُمْ اَلَّا تَعْدِلُوْا فَوَاحِدَةً اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ ذٰلِكَ اَدْنٰٓى اَلَّا تَعُوْلُوْاۗ – ٣
Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi:
dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki.
Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.
Artinya: Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya). Maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja. Atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim.
Poligami bukanlah alasan untuk menghindari zina dan pelakor dalam pernikahan sehingga ketentuan-ketentuan bagi yang hendak poligami sangat ketat. Sebagaimana Rasulullah yang menikahi beberapa wanita, bukan karena alasan syahwat tetapi karena syariat.
Rasulullah menikahi beberapa perempuan setelah istrinya meninggal dunia dan juga untuk membebaskan budak dan memerdekakan kaum wanita. Tentu ini tidak bisa disamakan dengan jaman ‘pelakor merajalela’ sekarang.
Menjadi Perempuan yang Tegas
Setiap muncul kasus perselingkuhan pastilah pihak pelakor yang kerap disalahkan. Tidak jauh beda dengan kasus pelecehan seksual, sementara ada ungkapan di luar sana yang mengatakan ‘perempuan tidak pernah salah’.
Mengapa dalam beberapa kasus pelecehan dan pelakor, berbeda perlakuannya sehingga tidak sesuai dengan adagium yang digaungkan lelaki di luar sana? Untuk menghindari godaan pelakor dalam rumah tangga, perempuan, siapa pun dia harus tegas.
Ada sebuah kisah yang dialami seorang wanita ketika tengah disasar oleh atasannya sendiri untuk menjadi pelakor bagi atasannya itu. Dengan dalih dan iming-iming poligami, yang mana didalamnya ditawarkan sejuta pesona kesetiaan, keindahan dan kenikmatan, lelaki itu mencoba menggaet karyawannya sendiri.
Sang perempuan yang sasaran pelakor tersebut hanya menanggapi dingin dan santai sambil sesekali tersenyum. Lebih tepatnya bukan senyum yang tulus melainkan ia menyimpan amarah dan demi menghargai orang lain saja. Ia tegas menolak kemudian menjauh dari lelaki tersebut, ini bisa dilakukan secara langsung. Misalnya dengan berpura-pura menelepon seseorang atau pergi dari tempat di mana ada orang tersebut.
Dalam kondisi seperti ini, perempuan tidak boleh lengah dan harus terus mengingat Tuhan. Bisa saja segala rayuan menghinggapi kepala Anda jika tidak tegas mempertahankan iman dan harkat martabat sebagai wanita.
Katakan dengan tegas bahwa Anda tidak berminat, namun tetap sopan jika yang Anda hadapi masih dalam batas wajar. Jika sudah melebar ke ranah pemaksaan, wajib bagi perempuan secepatnya melindungi diri.
Kiat Mempertajam Iman Untuk Menghindari Pelakor
Meski dalam kondisi dirayu, Anda tidak boleh lepas dari zikir karena itu bisa menjadi alat untuk membentengi diri dari godaan setan. Baik yang berwujud nyata maupun iblis jahanam yang tak terlihat sehingga tidak muncul pelakor dan kasus perselingkuhan yang baru.
Jika sudah sekali Anda dirayu, usahakan untuk menghindari dekat lagi dengan orang tersebut. Lalu bagaimana jika masih dalam satu lingkaran kerja? Upayakan diri untuk tidak berduaan dengan yang bersangkutan atau ceritakanlah kepada orang terpercaya yang bisa mengawasi gerak-gerik kalian.
Tapi ingat! Bukan hanya lelaki saja yang pandai merayu, perempuan modern pun juga bisa jika dia memang sudah berkehendak. Naudzubillah, semoga para perempuan dijauhkan dari sifat pelakor dan juga lelaki mulai sadar sejak dini untuk memantapkan hati dengan sang istri.
Berikut beberapa tips dilansir dari dalamislam.com untuk menghindari godaan pelakor dalam rumah tangga yang bisa Anda aplikasikan. Baik lelaki maupun perempuan. Baik itu suami atau istri dan juga perempuan lajang yang dikhawatirkan menjadi perusak rumah tangga orang.
1. Menutup Aurat
Semakin banyak yang sadar akan kewajiban menutup aurat, membuat kita sedikit lega karena pelan-pelan kejahatan bisa segera terhentikan. Tapi menutup aurat yang bagaimana dulu? Sebab kasus pelakor pun banyak yang juga telah menutup rapat aurat namun masih berlaku demikian.
Dalam hal ini, menutup aurat adalah kewajiban setiap perempuan Muslim dan tidak ada hubungannya dengan perilakunya. Bahkan Allah SWT. sendiri yang memerintahkannya. Hanya saja, menutup aurat mampu meminimalisir pandangan orang terhadap perempuan sehingga tidak berani menggoda bahkan menyentuhnya.
Lalu bagaimana dengan kondisi sekarang? Ya, begitulah. Jaman sudah akhir dan semakin banyak otak manusia yang malah tidak digunakan dengan seharusnya. Banyak kasus pelakor atau pelecehan yang melibatkan wanita berjilbab. Tidak lantas kita men-judge atau menyamaratakan karena kita tidak benar-benar tahu kedalaman imannya.
2. Menyibukkan Diri dan Berkumpul dengan Orang-Orang Baik
Rasulullah Saw bersabda: “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Berpuasa
Puasa dapat menahan nafsu dan menjauhkan kita dari hal-hal yang buruk. Apabila kita mencintai seseorang namun tidak bisa memilikinya maka perbanyaklah berpuasa. Dengan begitu kita terhindar dari perkara yang mendatangkan dosa.
4. Meminimalisir Interaksi dengan Lawan Jenis
Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda: ”Telah dituliskan atas Bani Adam bagian dari zina yang pasti ia melakukannya, tidak bisa tidak. Maka, zina kedua mata adalah melihat (yang diharamkan), zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan), zina lisan adalah berkata-kata (yang diharamkan), zina tangan adalah memegang (yang diharamkan), zina kaki adalah melangkah (ke tempat yang diharamkan), hati berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluan membenarkan itu semua atau mendustakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Memperbanyak Baca Alquran
Allah Ta’ala berfirman:“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal”. (QS. Al Anfal : 2)
6. Bersabar
Allah Ta’ala berfirman: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:155)
7. Bertawakkal Kepada Alllah
Serahkan segala urusan hanya kepada Allah Ta’ala. Percayalah kepadaNya. Apabila Allah menentukan suatu jalan kepada kita maka itu pasti yang terbaik. Tugas kita cukup menghindari perkara-perkara dosa dan tetap mengikuti aturan agama.
“Katakanlah Dia-lah Allah yang Maha Penyayang Kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah Kami bertawakkal. kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata“. (QS. Al-Mulk: 29).