Mengenal Situs Islam Tertua di Inggris Peninggalan Abad 19 M

 Mengenal Situs Islam Tertua di Inggris Peninggalan Abad 19 M

Mengenal Situs Islam Tertua di Inggris Peninggalan Abad 19 M (Ilustrasi/Freepik_wirestock))

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Sebagai negara konstituen atau negara bagian yang merupakan bagian dari Britania Raya, Inggris terkenal sangat kental dengan bangunan-bangunan gereja yang klasik.

Situs peninggalan Kristen mendominasi kawasan negara ini. Namun di tengah dominasi peninggalan bersejarah dari peradaban Kristen, Inggris ternyata juga menyimpan sekelumit bangunan bersejarah dari Islam.

Jejak Islam tertua di bumi Ratu Elizabeth yang sampai saat ini masih bisa ditemukan adalah sebuah bangunan tua peninggalan abad 19 M.

Bangunan ini merupakan sebuah masjid yang didirikan tahun 1889 oleh seorang pengacara bernama William Henry Quilliam. Kini masjid tersebut dikenal dengan sebutan Masjid Brougham Terrace Liverpool.

Keberadaan masjid ini sekaligus menasbihkan diri sebagai bangunan pertama umat Islam di Inggris.

Sejarah awal berdirinya masjid ini setelah William Henry Quilliam pada tahun 1878 memutuskan menjadi mualaf.

Usai kepindahannya menjadi seorang muslim, ia mengganti namanya dari William menjadi Abdullah. Jadilah nama lengkapnya Abdullah Quilliam.

Dilansir dari BBC (2014) sebagaimana dikutip Kompas menyebut, Masjid Brougham Terrace ini awalnya merupakan bangunan perumahan bagi para pedagang Liverpool yang kaya.

Kemudian pada 1889, Quilliam membukanya sebagai Liverpool Muslim Institute, yang digunakan sebagai masjid, perpustakaan, ruang baca, museum, serta madrasah.

Sebuah mihrab, yang menunjukkan kiblat, dan sebuah mimbar dipasang terdapat di ruang yang difungsikan sebagai masjid oleh orang Inggris.

Dengan demikian, keberadaan bangunan ini menjadi masjid pertama dan tertua yang ada di Inggris. Tapi sayang, masjid tersebut ditutup pada 1910.

Pada 2014, masjid yang didirikan Abdullah Quilliam itu dibuka kembali, setelah 104 tahun sebelumnya dari 1910 hingga 2014, dipakai sebagai kantor pendaftaran dewan untuk perkawinan, kelahiran, dan kematian.

Kini masjid itu kembali dibuka dan menjadi heritage centre (pusat warisan). Meski interiornya telah direnovasi dan mengalami banyak perubahan, namun bangunan ini tetap mempertahankan banyak fitur Georgia. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *