Makna Syukur dalam Surah An-Nahl

 Makna Syukur dalam Surah An-Nahl

Makna Syukur dalam Surah An-Nahl (Ilustrasi/Pixabay_edmondlafoto)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Syukur merupakan salah satu elemen penting yang harus diterapkan dalam kehidupan umat Islam. Makna syukur telah dijelaskan dalam Al-Qur’an yakni dalam Surah An-Nahl.

Nikmat Tuhan tak terhitung banyaknya. Beberapa merenungkan mereka dan beberapa acuh tak acuh. Surah An-Nahl dari Al-Qur’an menyebutkan beberapa berkah ilahi, mengundang orang untuk merenungkannya dalam rangka pertumbuhan spiritual mereka.

Surah An-Nahl adalah surat ke-16 dalam Al-Qur’an, termasuk dalam golongan surah makkiyah dan merupakan surah ke-70 yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad. Surah An-Nahl terdiri dari 128 ayat dan berada di juz ke-14 dalam Al-Qur’an.

Nama surat yang dikenal adalah An-Nahl, yang berarti lebah madu, karena ayat 68 menyebutkan lebah madu.

Surah ini menyoroti banyak berkah dan karunia ilahi dan menyebutkan lebah madu secara singkat, bermakna dan menakjubkan, mengacu pada beberapa fiturnya dan menyerahkannya kepada pembaca untuk menemukan beberapa fitur lainnya.

Fokus utama dari Surah An-Nahl adalah menyoroti berkah ilahi, termasuk hujan, sinar matahari, berbagai tanaman dan buah-buahan, makanan dan hewan.

Hal ini bertujuan untuk mengajak orang-orang untuk senantiasa mengedepankan rasa syukur dan bersyukur, kontemplasi, tunduk pada perintah-perintah ilahi dan mengingat.

Bagian lain dari Surah An-Nahl menguraikan tentang aturan Islam yang berbeda seperti yang terkait dengan ‘adl (keadilan), ihsan (berbuat baik), hijrah (migrasi), jihad (perjuangan di jalan Allah), larangan kejahatan, penindasan, ketidakadilan, ingkar janji dan ajakan untuk bersyukur kepada Tuhan atas karunia-Nya. Beberapa ayat dari Surah menyebut Nabi Ibrahim, tauhid, sebagai hamba Allah yang bersyukur.

Di antara aturan Islam yang ditunjukkan dalam bab ini adalah mereka yang mengatakan minum anggur dan darah dan makan babi dan daging hewan mati adalah haram (dilarang).

Dalam surah ini juga disebutkan mengenai kewajiban bagi orang Yahudi untuk menghormati Hari Sabtu (Sabat).

Dikatakan dalam ayat 124 bahwa Tuhan menjadikan Hari Sabtu sebagai hari libur bagi orang Yahudi, dan bahwa beberapa dari mereka taat dan bersyukur kepada Tuhan untuk ini sementara beberapa yang lain tidak menaati Tuhan dan dihukum.

Demikian penjelasan mengenai makna syukur yang termaktub dalam Surah An-Nahl. []

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *