Jelajah Islam di Eropa: Kosovo

 Jelajah Islam di Eropa: Kosovo

Muslim Kosovo (Istimewa)

HIDAYATUNA.COM – Kosovo, sebuah dengan pengakuan terbatas yang statusnya di PBB masih merupakan bagian dari Serbia. Indonesia sendiri belum mengakui kedaulatan Kosovo karena masih menghormati hukum prinsip kedaulatan setiap anggota PBB dan mendorong adanya kesepakatan terbaik menuju perdamaian antara Serbia dan Kosovo.

Walaupun masih menghadapi konflik dengan Serbia hingga saat ini, Kosovo, telah menjadi tempat pertemuan budaya, sejarah, dan agama di wilayah Semenanjung Balkan selama berabad-abad. Di antara keragaman kain budaya kepercayaan yang telah meninggalkan jejaknya di tanah ini, Islam berdiri sebagai pijakan identitas Kosovo.

Menarik sekali untuk kita bahas dan gali kain budaya Islam yang kaya di Kosovo. Mari kita mengeksplorasi akar sejarahnya, signifikansi budayanya, dan manifestasinya yang kontemporer.

Kehadiran Islam di Kosovo sudah ada selama lebih dari setengah milenium, dengan pengenalan agama ini ke wilayah tersebut terjadi selama ekspansi Kesultanan Turki Utsmani ke wilayah Semenanjung Balkan pada akhir abad ke-14.

Di bawah pemerintahan Turki Utsmani, Islam perlahan-lahan mengakar di antara populasi Albania dan Bosnia yang mayoritas di Kosovo, hidup berdampingan dengan tradisi agama lain. Turki Ustmani terkenal dengan kebijakan toleransi agamanya, memungkinkan berkembangnya institusi-institusi Islam di Kosovo.

Masjid, madrasah, dan tekke (pondok sufi) menghiasi lanskap, menjadi titik fokus kehidupan agama dan budaya. Melalui institusi-institusi ini, ajaran dan praktik Islam menjadi sangat melekat dalam jalinan sosial Kosovo. Islam di Kosovo tidak hanya sebuah kepercayaan agama.

Islam merupakan identitas budaya yang sangat terkait dengan tradisi, adat, dan nilai-nilai wilayah tersebut. Mulai dari kemegahan arsitektur masjid yang dihiasi dengan kaligrafi rumit dan motif geometris hingga lantunan merdu Al-Qur’an yang bergema di jalanan selama Ramadan, pengaruh Islam meresap ke setiap aspek warisan budaya Kosovo.

Selain itu, tradisi Islam telah memainkan peran penting dalam membentuk rasa komunitas dan solidaritas Kosovo. Hari raya Idul Fitri dan Idul Adha dirayakan dengan antusias, menyatukan keluarga dan komunitas dalam perayaan makan besar dan salat berjamaah.

Kegiatan ini menjadi pengingat akan nilai-nilai bersama tentang belas kasihan, kemurahan hati, dan pengabdian kepada Allah. Meskipun memiliki sejarah yang sangat berakar dan signifikansi budaya, Islam di Kosovo telah menghadapi banyak tantangan, terutama pasca-runtuhnya Yugoslavia dan konflik-konflik Balkan pada era 1990-an.

Perang Kosovo tahun 1998-1999, yang ditandai oleh ketegangan etnis dan kekerasan, menyebabkan kerusakan luas terhadap masjid-masjid dan institusi agama, mengusir banyak Muslim dari rumah mereka. Walau demikian, komunitas Muslim Kosovo telah menunjukkan ketahanan dan tekad yang luar biasa.

Dengan dukungan dari organisasi internasional dan institusi agama, upaya untuk membangun kembali masjid-masjid dan menghidupkan kembali tradisi Islam telah dilakukan, melambangkan pernyataan kembali akan kepercayaan dan identitas pasca konflik.

Di Kosovo kontemporer, Islam terus memainkan peran sentral dalam kehidupan masyarakatnya, menjadi sumber kekuatan dan solidaritas di tengah tantangan modernitas. Sebagian besar populasi Kosovo mengidentifikasi diri sebagai Muslim, dengan Islam Sunni sebagai denominasi utama.

Selain praktik tradisional, juga terjadi kebangkitan minat dalam pendidikan dan spiritualitas Islam, dengan kaum muda berusaha untuk memperdalam pemahaman mereka tentang agama mereka.

Mulai dari awalnya pada Turki Utsmani hingga manifestasi kontemporer di lanskap pasca konflik, Islam tetap menjadi pijakan kesadaran kolektif Kosovo, membentuk tradisi, nilai, dan aspirasinya untuk masa depan. Nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamim di Kosovo juga menjadi prinsip keberagaman dan kesetaraan antar umat beragama disana

Kosovo merupakan negara yang menjunjung tinggi prinsip bebas dan setara terhadap agama dan ateisme. Berdasarkan sumber yang ada, 96% dari penduduk Kosovo beragama Islam (Sunni dan Syiah). dan Minoritas 3% Kekristenan (Kristen Katolik pada penduduk Serbia dan Kristen Ortodoks pada penduduk Albania) serta penganut agama dan kepercayaan lain.

Islam di Kosovo semakin terkait dengan gerakan sosial dan politik yang lebih luas, terutama dalam konteks pencarian Kosovo akan pengakuan dan penentuan nasib sendiri di panggung internasional. Budaya, kepercayaan, budaya, dan identitas Islam di Kosovo yang kaya telah bertahan melalui berabad-abad perubahan sejarah dan tantangan.

 

 

Muhammad Ahsan Rasyid

Muhammad Ahsan Rasyid, magister BSA UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga aktif di berbagai organisasi dan kegiatan sukarelawan. Tinggal di Yogyakarta, dapat disapa melalui Email: rasyid.ahsan.ra@gmail.com.

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *